EVALUASI SUHU LAUK HEWANI, LAUK NABATI,
DAN SAYURAN BERKUAH MENU NON-DIET
YANG DISAJIKAN BAGI PASIEN KELAS 3
DI RS X
EVALUASI SUHU LAUK HEWANI, LAUK NABATI,
DAN SAYURAN BERKUAH MENU NON-DIET
YANG DISAJIKAN BAGI PASIEN KELAS 3
DI RS X
2022-05-12
id
Thesis
text
Latar Belakang: Suhu merupakan titik kritis yang menentukan pertumbuhan berbagai macam bakteri pada makanan, terutama makanan matang. Suhu aman untuk makanan tidak boleh berada pada rentang 40C-600C. Pada rentang tersebut makanan berada dalam danger zone. Makanan sumber protein dan makanan berkuah merupakan salah satu media yang rawan ditumbuhi bakteri. Pengecekan suhu penting dilakukan untuk mengetahui suhu makanan matang.
Tujuan: Diketahuinya evaluasi suhu lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran berkuah menu non-diet yang disajikan bagi pasien kelas 3 di RS X
Metode: Penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Pengukuran dilakukan pada suhu makanan matang dan suhu penyajian makanan dengan dua bagian berbeda yaitu bagian permukaan dan bagian dalam lauk hewani dan lauk nabati serta sayuran berkuah. Suhu makanan diukur menggunakan alat ukur suhu yaitu stick thermometer.
Hasil: Suhu matang lauk hewani sebesar 51,80C dan suhu penyajian lauk hewani 31,40C. Suhu matang lauk nabati sebesar 48,80C dan suhu penyajian lauk nabati sebesar 31,30C. Suhu matang sayuran berkuah sebesar 59,90C dan suhu penyajian sayuran berkuah 30,80C.
Kesimpulan: Suhu matang dan suhu penyajian lauk hewani, lauk nabati dan sayuran berkuah bagi pasien kelas 3 di RS X belum mencapai standar keamanan suhu makanan matang.
Kata Kunci: Suhu matang, suhu penyajian, perubahan suhu, lauk hewani, lauk nabati, sayuran berkuah