HUBUNGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2020

HUBUNGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2020
2022-06-23
id
Thesis
text
HUBUNGAN TINDAKAN VAKUM EKSTRAKSI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2020 Fifi Widiastuti1, Siti Hani Istiqomah2, Atik Ismiyati3 1,2,3 Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta Email : fifiwidi.astuti47@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Salah satu penyebab kematian neonatal dalah asfiksia. Pada tahun 2020 Angka kematian bayi di DIY paling tinggi di Kabupaten Bantul sebesar 6,9/1.000 kelahiran hidup (88 kasus) dan yang mengalami asfiksia 16 kasus. Asfiksia Neonaturum merupakan suatu kejadian kegawatdaruratan yang berupa kegagalan bernafas secara spontan segera setelah lahir dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian. Salah satu faktor penyebabanya adalah vakum ekstraksi. Pada tahun 2020 di RSUD Panembahan Senopati Bantul jumlah persalinan 1.638 jumlah bayi yang mengalami asfiksia yaitu 311 (19%). Tujuan: Diketahui hubungan tindakan vakum ekstraksi dengan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD panembahan senopati bantul tahun 2020 Metode Penelitian: Penelitian adalah analitik observasional menggunakan desain case control dengan pendekatan retrospektif. Populasinya adalah bayi baru lahir pervaginam sebanyak 994. Sampel kasus 53, dan kontrol 53 yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Variabel independen adalah vakum ekstraksi, variabel dependen adalah asfiksia neonatorum. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari buku register bayi. Analisis chi square menggunakan aplikasi SPSS. Hasil Penelitian: Hasil analisis antara dua variabel dengan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tindakan vakum ekstraksi dengan kejadian asfiksia dengan nilai p-value = 0,002 (<0,005) dan OR=3,48 CI 95% (1,56-7,7). Bayi lahir dengan tindakan vakum ekstraksi beresiko 3,48 kali bayi mengalami asfiksia dibandingkan bayi yang lahir tidak dengan vakum ekstraksi. Kesimpulan: Ada hubungan tindakan vakum ekstraksi dengan kejadian asfiksia neonatorum. Kata Kunci: Vakum ekstraksi, Asfiksia Neonatorum