FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD WONOSARI TAHUN 2020-2021

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD WONOSARI TAHUN 2020-2021
2022-06-30
en
Thesis
text
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD WONOSARI TAHUN 2020-2021 Diyah Widayanti*, Munica Rita Hernayanti, Ana Kurniati Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jl. Mangkuyudan MJ III/304 Yogyakarta *Email: dyaah.widha13@gmail.com Latar Belakang: Angka kematian bayi di Indonesia salah satunya disebabkan oleh kejadian BBLR dengan prevalensi 35,3%. Bayi berat lahir rendah berdampak pada peningkatan stunting dan rantai kehidupan di masa mendatang. Prevalensi BBLR di DIY tahun 2020 sebesar 6,12% dengan prevalensi tertinggi di Kabupaten Gunungkidul sebesar 7,05%. Tujuan: Diketahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD Wonosari tahun 2020-2021 Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain studi case control. Subjek yang digunakan adalah ibu yang melahirkan di RSUD Wonosari sebanyak 180 orang, yang memenuhi kriteria penelitian dengan teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2022 dengan cara mengambil data sekunder dari rekam medis RSUD Wonosari. Pengolahan data dilakukan dengan program komputer menggunakan analisis chi-square Hasil: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah ketuban pecah dini (p=0,000). Faktor risiko yang tidak berhubungan dengan kejadian BBLR terdapat umur (p=0,366), riwayat paritas (p=0,242), kadar Hb (p=0,829), kejadian preeklampsia (p=0,156), jarak kehamilan (p=0,621) dan perdarahan antepartum (p=1,000). Kesimpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah ketuban pecah dini dengan risiko 3,596 kali Kata Kunci: Bayi Berat Lahir Rendah, Ketuban Pecah Dini