PEMANFAATAN EKSTRAK BELIMBING WULUH UNTUK
PENCUCIAN SAYURAN DALAM MENINGKATKAN KEAMANAN
PANGAN, DITINJAU DARI SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA
PEMANFAATAN EKSTRAK BELIMBING WULUH UNTUK
PENCUCIAN SAYURAN DALAM MENINGKATKAN KEAMANAN
PANGAN, DITINJAU DARI SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA
2019-05-28
en
Thesis
text
Latar Belakang: Belimbing wuluh merupakan tanaman buah tropis yang umum di tanam di pekarangan rumah atau halaman tempat tinggal. Buah belimbing wuluh mengandung zat flavonoid, tanin, dan saponin yang telah teruji klinis memiliki efek antibakteri. Belimbing wuluh dapat digunakan sebagai sanitaizer dalam pencucian sayuran untuk lalapan.
Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh pencucian lalapan (kemangi dan selada) dengan ekstrak belimbing wuluh terhadap keamanan pangan ditinjau dari sifat fisik dan daya terima.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan rancangan acak sederhana. Data sifat fisik dianalisis secara deskriptif. Data organoleptic dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Data uji angka kuman dianalisis secara deskriptif.
Hasil Penelitian: Sifat fisik selada dan kemangi tidak jauh berbeda. Warna hijau segar, tidak beraroma asam, dan rasa tidak asam. Tetapi, pada perendaman selada dengan ekstrak belimbing wuluh 25% selama 20 menit rasa asam terasa. Selada
yang direndam dengan cairan pencuci ekstrak belimbing wuluh 25% selama 5 menit paling disukai panelis. Sedangkan kemangi yang paling disukai panelis yaitu sampel kemangi yang direndam dengan cairan pencuci ekstrak belimbing wuluh
selama 15 menit. Angka kuman paling rendah yaitu pada sampel selada dan kemangi yang direndam pada cairan pencuci ekstrak belimbing wuluh 25% selama 5 menit.
Kesimpulan: Selada dan kemangi yang terbaik berdasarkan sifat fisik, tingkat kesukaan, dan angka kuman adalah selada dan kemangi yang direndam dengan dengan cairan pencuci ekstrak belimbing wuluh 25% selama 5 menit.
Kata kunci : Ekstrak belimbing wuluh, lalapan, sifat fisik, sifat organoleptik, angka kuman