PEMANFAATAN SAMPAH DAGING BUAH SALAK DAN AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI BIOSTARTER PENGOMPOSAN
PEMANFAATAN SAMPAH DAGING BUAH SALAK DAN AIR CUCIAN BERAS SEBAGAI BIOSTARTER PENGOMPOSAN
2018-06-05
en
Thesis
text
Sampah merupakan salah satu masalah yang sulit diatasi di Indonesia. Sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Hal tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan sampah khususnya sampah daging buah salak dan air cucian beras sebagai biostarter untuk mempercepat pengomposan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat sampah daging buah salak dan air cucian beras sebagai biostarter pembentukan kompos.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan Post Test Only Design. Peneliti membuat kompos pada perlakuan penambahan biostarter A dengan komposisi sampah daging buah salak 180 g dan air cucian beras 120 ml, biostarter B dengan komposisi sampah daging buah salak 150 g dan air cucian beras 150 ml dan biostarter C dengan komposisi sampah daging buah salak 120 g dan air cucian beras 180 ml. Dosis penambahan biostarter yang diberikan sama yaitu 100 ml setiap pembuatan kompos. Lokasi penelitian ini di kampus Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Pengamatan dilakukan dengan mengamati suhu, pH, bau dan bentuk butiran pada kompos, sehingga mendapat hasil penelitian yang menunjukkan waktu terbentuknya kompos pada perlakuan biostarter A rata-rata 36 hari, biostarter B rata-rata 38 hari dan biostarter C rata-rata 40 hari.
Kesimpulan dalam penelitian ini waktu pembentukan kompos yang paling cepat pada penambahan biostarter sampah daging salak dan air cucian beras pada Biostarter A (180 g dan 120 ml).