ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. F USIA 27 TAHUN G3P2AB0AH2 DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS IMOGIRI I BANTUL

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. F USIA 27 TAHUN G3P2AB0AH2 DENGAN ANEMIA RINGAN DI PUSKESMAS IMOGIRI I BANTUL
2023-04-17
id
Thesis
text
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan suatu negara. Menurut World Health Organization (WHO) AKI sangat tinggi sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu di negara berkembang adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan 12 per 100.000 kelahiran hidup di negara maju. AKI menjadi indikator dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan masih fokus dalam upaya menurunkan AKI. Komitmen global menyepakati dalam SDGs untuk mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2030 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi jika di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 angka kematian ibu (AKI) mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. Jumlah kematian ibu di DIY tahun 2014 (40 ibu) mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 (46 ibu). Pada tahun 2015 penurunan jumlah kematian ibu sangat signifikan hingga menjadi sebesar 29 kasus. Namun pada tahun 2016 kembali naik tajam menjadi 39 kasus dan kembali sedikit turun menjadi 34 pada tahun 2017, namun naik lagi di tahun 2018 menjadi 36 di tahun 2019 kasus kematian ibu hamil di angka yang sama dengan tahun sebelumnya.1 Profil kesehatan kebupaten Bantul angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2017 turun dibandingkan pada tahun 2016 yaitu 12 kasus. Angka kematian ibu pada tahun 2017 sebanyak 9 kasus. Pada 2018 AKI mencapai 14 kasus, 2019 sempat turun 13 kasus, namun pada 2020 naik lagi menjadi 20 orang dan puncaknya pada 2021 ini sampai 43 orang.2 Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan yang fisiologis tetapi dalam prosesnya terdapat kemungkinan terjadi keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian, sehingga diperlukan asuhan yang berkesinambungan dan berkualitas dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur minimal enam kali selama hamil, pertolongan persalinan di tenaga kesehatan, melakukan kunjungan neonatus, ibu pasca bersalin dan memilih alat kontrasepsi yang sesuai pilihan sehingga mampu untuk menekan AKI dan AKB. Ny. F merupakan salah seorang ibu hamil yang mendapatkan asuhan kebidanan berkesinambungan sejak masa hamil hingga pemilihan kontrasepsi yang akan digunaan pada masa nifas di Puskesmas Imogiri1. Asuhan kebidanan kehamilan Ny. F pada Trimester III dilakukan tiga kali dengan pemeriksaan di Puskesmas Imogiri I Bantul dan pemantauan lewat whatapps pada tanggal 2 Januari 2023, 12 Januari 2023, dan 15 Januari 2023 dengan keluhan sering BAK dan pegal-pegal, selain itu keluhan juga dirasakan Ny. F menjelang persalinan yaitu perut mulas dan kenceng. Pada tanggal 20 Januari 2023 proses persalinan Ny. F terjadi pada usia kehamilan 40 minggu 4 hari ditolong oleh bidan, proses persalinan berjalan dengan baik dan tidak ada penyulit. Keluhan sering BAK dan pegal-pegal pada kehamilan trimester III, mules dan perut kenceng menjelang persalinan merupakan keluhan fisiologis dan sebagai tanda mulainya proses persalinan. Ny. F mengalami laserasi perineum dengan penjahitan. Bayi Ny. F lahir spontan dengan kondisi baik, BB 3100 gram, PB 50 cm, dan tidak ditemukan kelainan fisik. Masa nifas Ny. F berlangsung normal dengan dilakukan kunjungan empat kali pada tanggal 20 Januari 2023 sampai tanggal 17 Februari 2023, hasil pemantauan jahitan perineum baik dan tidak ada tanda infeksi. Ny. F memilih menggunakan KB IUD sesuai pilihannya. Pemasangan KB IUD dilakukan pasca persalinan. Sedangkan pemantauan neonatus dilakukan tiga kali pada tanggal 20 Januari 2023 sampai tanggal 28 Januari 2023 dengan hasil kondisi bayi Ny F baik. Ny. F berencana memberikan ASI Ekslusif pada bayinya. Secara keseluruhan asuhan kebidanan berkesinambungan sejak kehamilan trimester III hingga nifas selesai pada Ny. F berjalan dengan baik dan tidak ditemukan adanya penyulit atau masalah baik pada ibu maupun bayi. Diharapkan untuk ke depannya pelayanan KIA dan KB dilakukan secara berkesinambungan kepada semua ibu hamil dan calon ibu sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal. Saran untuk bidan agar dapat meningkatkan asuhan berkesinambungan dengan cara memantau secara ketat ibu dan janin sehingga ketika ditemukan komplikasi dapat dilakukan tindakan tepat sesuai prosedur dan kewenangan bidan.