ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY R USIA 28 TAHUN G4P2AB1AH2 DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS IMOGIRI 1 BANTUL

ASUHAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY R USIA 28 TAHUN G4P2AB1AH2 DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS IMOGIRI 1 BANTUL
2023-04-17
id
Thesis
text
Asuhan Berkesinambungan pada Ny R Usia 28 Tahun G4P2Ab1Ah2 dengan Anemia di Puskesmas Imogiri 1 SINOPSIS Ibu hamil multigravida berisiko untuk mengalami anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan saat ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu dari faktor risiko yang dapat menimbulkan kejadian patologis dalam persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Dengan demikian untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan maka sangat penting adanya hubungan antara perempuan dengan seorang tenaga kesehatan terutama bidan untuk melakukan pemantauan sejak dini. Anemia pada kehamilan secara umum disebabkan oleh kekurangan zat besi. Pada saat hamil tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan dan jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20% – 30%, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan zat besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin. Pada saat hamil tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30% lebih banyak dari pada sebelum hamil. Ny R adalah salah satu ibu hamil multigravida yang mengalami anemia dalam kehamilan. Pada kunjungan ANC Trimester 3, keadaan janin dalam kandungan sehat, akan tetapi keadaan ibu mengalami anemia dengan Hb 10,5 gr/dl . Pada tanggal 19 Januari 2023 Ibu bersalin di RS Rajawali Citra secara spontan. Bayi lahir dengan berat normal 3200 gram dan sehat. Pada masa nifas ibu bisa menyusui bayinya, dan masa nifas berlangsung dengan baik. Kesimpulan dari asuhan ini adalah ibu hamil multigravida berisiko mengalami anemia. Adanya anemia dalam kehamilan sangat beresiko dalam persalinan, karena anemia merupakan faktor risiko perdarahan. Saran untuk bidan agar dapat meningkatkan kualitas asuhan berkesinambungan dengan cara memantau keadaan ibu dan janin secara ketat dan memberikan konseling secara intensif sehingga dapat mendeteksi adanya komplikasi sedini mungkin dan melakukan tindakan yang tepat sesuai prosedur.