PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA PARUT (Cocos
nucifera) SEBAGAI BIOPELET (biomass pellets) DENGAN
VARIASI SUHU PENGEPRESAN TERHADAP
LAMA WAKTU MEMBARA
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS KELAPA PARUT (Cocos
nucifera) SEBAGAI BIOPELET (biomass pellets) DENGAN
VARIASI SUHU PENGEPRESAN TERHADAP
LAMA WAKTU MEMBARA
2018-05-24
id
Thesis
text
Energi dibutuhkan masyarakat untuk menunjang kebutuhan hidup seharihari.
Namun dengan berjalannya waktu penduduk bertambah dan berkembang
tetapi energi yang dibutuhkan semakin menipis dan semakin sulit didapatkan
terutama sumber energi untuk keperluan sehari-hari, sehingga terjadi krisis energi.
Memanfaatkan limbah organik untuk membuat energi alternatif berupa biomassa
biopelet merupakan salah satu cara untuk mengatasi krisis energi. Berdasarkan
survey pendahuluan pada tanggal 20 Januari 2018 limbah ampas kelapa parut
yang dihasilkan dari warung makan masakan padang menghasilkan 6 kilogram
perhari. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat disekitar warung masakan
padang limbah ampas kelapa parut tersebut hanya di tumpuk dan mengakibatkan
pencemaran lingkungan seperti bau busuk, keluar cairan dari limbah ampas kelapa
parut, da nada belatung pada limbah ampas kelapa parut. Salah satu alternatif
yang dapat digunakan adalah memanfaatkan limbah ampas kelapa parut menjadi
biomassa biopelet sebagai sumber energi.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variasi suhu pengepresan 250 °C, 200 °C, dan 150 °C
biomassa biopelet terhadap lama waktu membara.
Merupakan penelitian eksperimen dengan Post Test Only Design. Obyek
penelitian ini yakni semua biomassa biopelet yang dihasilkan dari pembuatan
biomassa biopelet sebanyak 15 kilogram yang didapatkan dari warung makan
masakan padang yang berada di Dusun Pisangan Tridadi Sleman Yogyakarta.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah biopelet limbah ampas kelapa parut
dengan variasi suhu pengepresan sedangkan untuk variabel terikatnya adalah lama
waktu membara.
Hasil penelitian berdasarkan variasi suhu pengepresan biomassa biopelet
limbah ampas kelapa parut 250 °C, 200 °C, dan 150 °C didapatkan untuk lama
waktu membara paling lama pada variasi suhu pengepresan 250 °C dengan ratarata
118,4 menit dimana nilai p-value sebesar 0,012 (Sig < α). Kesimpulan ada
pengaruh variasi suhu pengepresan terhadap lama waktu membara. Diharapkan
untuk para penjual masakan dapat menggunakan biopelet ini sebagai pengganti
arang kayu maupun gas.