PENERAPAN MIRROR THERAPY DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ALAMANDA 1 RSUD SLEMAN
PENERAPAN MIRROR THERAPY DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG ALAMANDA 1 RSUD SLEMAN
2023-05-23
id
Thesis
text
PENERAPAN MIRROR THERAPY DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK PADA PASIEN
STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG
ALAMANDA 1 RSUD SLEMAN
Nathalia Ramadhanti1, Catur Budi Susilo2, Sapta Rahayu Noamperani3
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jl. Tatabumi No.3 Banyuraden,Gamping, Sleman
Email: nathaliaramadhanti24@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang : Stroke merupakan suatu penyakit atau gangguan otak yang menyebabkan kelumpuhan saraf akibat adanya penyumbatan aliran darah ke otak. Penyakit stroke menyebabkan gangguan mobilitas fisik dimana hampir 70-80% pasien mengalami hemiparesis dan 20% mengalami hemiparesis pada bagian ekstremitas apabila tidak mendapatkan intervensi keperawatan maupun rehabilitasi yang baik pasca stroke. Berdasarkan data register RSUD Sleman tahun 2022, stroke merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak dan rata-rata pasien stroke dalam setahun terakhir mencapai 120 orang. Penatalaksanaan terhadap pasien stroke dengan kelemahan otot atau gangguan mobilitas fisik dapat dengan fisioterapi atau latihan fisik selain menggunakan obat-obatan. Mirror therapy atau terapi cermin merupakan salah satu terapi alternatif yang digunakan pada pasien stroke untuk memulihkan status fungsional sensorik motorik dengan media cermin. Tujuan : mampu menerapkan mirror therapy pada pasien stroke non hemoragik dengan masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas fisik di RSUD Sleman. Metode : Menggunakan studi kasus yang melibatkan dua orang pasien dengan stroke non hemoragik dan instrumen berupa SOP mirror therapy, pengukuran kekuatan otot dengan skala Medical Research Council. Penerapan mirror therapy dilakukan selama 30 menit dalam satu kali kunjungan dan dibagi dalam dua sesi masing-masing 15 menit. Hasil : Masalah keperawatan pada kedua pasien adalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. Setelah dilakukan mirror therapy sebanyak tiga kali kunjungan dengan waktu 30 menit dalam satu kali kunjungan, masalah keperawatan teratasi sebagian dengan adanya peningkatan kekuatan otot dan rentang gerak. Pembahasan : Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan mirror therapy dapat meningkatan kekuatan otot serta mengatasi gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke karena mirror therapy dapat mengaktifkan sistem neuron pada korteks serebri yang membantu pemulihan motorik. Kesimpulan : Mirror Therapy atau terapi cermin dapat meningkatkan kekuatan otot, pergerakan ekstremitas dan mencegah kekakuan sendi pada pasien stroke non hemoragik.
Kata Kunci : Mirror therapy, mobilitas fisik, Stroke non hemoragik
1 Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2,3Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta