Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian Risiko Lingkungan, dan Kondisi Lingkungan Fisik Kerja di Industri Pengecoran Logam CV Mulya Jaya Dusun Bakalan, Ceper, Klaten
Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian Risiko Lingkungan, dan Kondisi Lingkungan Fisik Kerja di Industri Pengecoran Logam CV Mulya Jaya Dusun Bakalan, Ceper, Klaten
2023-06-06
en
Thesis
text
Latar Belakang: Pekerja memiliki risiko kecelakaan kerja dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) yang disebabkan oleh proses bekerja, perilaku saat bekerja, dan lingkungan kerja. Identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko menjadi langkah awal untuk menemukan bahaya di tempat kerja kemudian dilakukan tindakan pengendalian untuk mewujudkan tempat kerja yang aman dan sehat.
Tujuan: Mengetahui potensi bahaya, nilai risiko lingkungan, dan kondisi lingkungan fisik kerja di Industri Pengecoran Logam CV Mulya Jaya, Dusun Bakalan, Ceper, Klaten.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 36 pekerja. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kegiatan observasi menggunakan lembar Job Safety Analysis (JSA) dan lembar penilaian risiko, wawancara menggunakan panduan wawancara, dan pengukuran kondisi lingkungan fisik kerja menggunakan environment meter. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif yang memberikan gambaran potensi bahaya dan nilai risiko lingkungan.
Hasil: Secara keseluruhan terdapat 54 potensi bahaya pada proses produksi di CV Dwi Jaya Logam yang terdiri dari proses pembuatan cetakan basah terdapat 12 potensi bahaya, pembuatan cetakan kering metode CO2 terdapat 10 potensi bahaya, peleburan logam terdapat 20 potensi bahaya, penuangan logamk cair ke dalam cetakan terdapat 6 potensi bahaya, dan pembongkaran cetakan terdapat 6 potensi bahaya. Terdapat 28 potensi bahaya pada proses produksi di CV Mulya Jaya yang terdiri dari penggerindaan terdapat 6 potensi bahaya, pemotongan besi menggunakan mesin gergaji terdapat 2 potensi bahaya, pengeboran terdapat 6 potensi bahaya, pembubutan terdapat 4 potensi bahaya, pembuatan lubang menggunakan mesin scrap terdapat 3 potensi bahaya, pembentukan benda kerja menggunakan mesin milling terdapat 2 potensi bahaya, pengelasan terdapat 3 potensi bahaya, dan pengecatan produk terdapat 2 potensi bahaya. Secara keseluruhan kondisi lingkungan fisik kerja berupa suhu dan pencahayaan di CV Dwi Jaya Logam dan CV Mulya Jaya tidak memenuhi syarat, sedangkan hasil pengukuran kebisingan kedua lokasi tersebut telah memenuhi syarat.
Kesimpulan: Potensi bahaya yang ditemukan di industri pengecoran logam CV Dwi Jaya Logam yaitu 54 potensi bahaya yang dibagi menjadi 2 tingkat risiko low, 10 tingkat risiko moderate, 30 tingkat risiko high, dan 12 tingkat risiko extreme. Industri pengecoran Logam CV Mulya Jaya teridentifikasi 28 potensi bahaya yang dibagi menjadi 4 tingkat risiko low, 4 tingkat risiko moderate, 12 tingkat risiko high, dan 8 tingkat risiko extreme. Potensi bahaya tersebut berasal dari kondisi lingkungan fisik kerja (suhu, pencahayaan, dan kebisingan) dan proses produksi pada setiap langkah pekerjaan. Hasil pengukuran kondisi lingkungan fisik kerja berupa suhu tidak memenuhi syarat menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018, hasil pengukuran rata-rata pencahayaan juga . tidak memenuhi syarat menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun 2016, dan hasil pengukuran rata-rata kebisingan telah memenuhi syarat menurut Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018.
Kata Kunci: potensi bahaya, penilaian risiko, suhu, pencahayaan, kebisingan