ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. L USIA 33
TAHUN DENGAN ANEMIA SEDANG, OBESITAS KELAS II DAN
SUSPEK MAKROSOMIA JANIN DI PUSKESMAS PAKUALAMAN
YOGYAKARTA
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. L USIA 33
TAHUN DENGAN ANEMIA SEDANG, OBESITAS KELAS II DAN
SUSPEK MAKROSOMIA JANIN DI PUSKESMAS PAKUALAMAN
YOGYAKARTA
2017-07-25
id
Thesis
text
Asuhan kebidanan berkesinambungan yang dilakukan pada Ny. L meliputi asuhan
pada kehamilan trimester III, persalinan, nifas, bayi baru lahir, neonatus dan
keluarga berencana (KB). Kehamilan pada Ny. L didapatkan masalah berupa
anemia sedang, obesitas kelas II dan suspek makrosomia janin. Impact dari
kehamilan menyebabkan persalinan dengan seksio sesarea, didapati temuan bahwa
status HbsAg Ny. L yang saat K1 negatif berubah menjadi positif. Masa nifas Ny.
L dilalui tanpa masalah. Bayi baru lahir dan masa neonatus ditemui mengalami
makrosomia dan transient tacyhpnea of the newborn, diikuti masalah selanjutnya
yaitu ikterus. Ny. L saat ini adalah akseptor KB MOW.
Pelaksanaan asuhan saat kehamilan dilakukan kolaborasi antara bidan dan dokter,
diberikan suplementasi Fe, pemantauan konsumsi Fe serta konseling nutrisi untuk
anemia sedang ibu, rujukan terencana telah dilakukan. Persalinan dengan seksio
sesarea lebih tepat karena obesitas ibu, bukan karena suspek makrosomia. Asuhan
nifas pada ibu post seksio sesarea dengan HbsAg positif. Asuhan bayi baru lahir
dan neonatal dilakukan di RSUD Kota Yogyakarta selama 10 hari. Asuhan KB
dengan metode MOW dilakukan bersamaan dengan operasi sesar.
Evaluasi asuhan tidak memunculkan komplikasi atau memperburuk keadaan yang
telah dialami ibu. Anemia sedang pada kehamilan teratasi. Masih belum diketahui
darimana ibu terpajan HBV. Masa nifas berlangsung tanpa komplikasi, status
kunjungan nifas sampai KF II. Bayi pulang dalam keadaan stabil setelah dilakukan
penanganan terhadap kasus yang dialami. Bayi Ny. L juga telah mendapat vaksinasi
sesuai rekomendasi IDAI, begitu pula dalam proteksi terhadap transmisi vertikal
hepatitis B, status kunjungan neonatus lengkap. Rasa kekecewaan didapati ibu
karena ibu mengira MOW dilakukan dengan mengikat tuba, pada pelaksanaannya
dilakukan pengikatan dan pemotongan tuba.
Asuhan yang diberikan pada Ny. L dan bayinya yang dimulai dari kehamilan
trimester III hingga KB, secara garis besar sudah sesuai dengan kebutuhan, akan
tetapi masih ada asuhan yang kurang maksimal seperti pendekatan dan edukasi oleh
bidan pada Ny. L, serta tidak munculnya second option serta kurangnya
penyampaian informed consent oleh tenaga kesehatan pada pemilihan metode KB.