Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny. A Usia 22 Tahun G2P0Ab1Ah0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Tempel I

Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny. A Usia 22 Tahun G2P0Ab1Ah0 dengan Anemia Ringan di Puskesmas Tempel I
2017-07-26
en
Thesis
text
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator terselenggaranya sistem pelayanan kesehatan secara optimal. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, AKI di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (20% penyebab perdarahan adalah anemia). Anemia dalam kehamilan dapat berisiko bagi ibu dan bayi. Antenatal care (ANC) secara teratur merupakan deteksi dini dalam memberikan asuhan yang sesuai dan terfokus untuk menangani faktor risiko tersebut. Tujuan asuhan kebidanan berkesinambungan yaitu mahasiswa mampu melakukan serta memantau asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. A G2P0Ab1Ah0 usia 22 tahun dengan anemia ringan.. Metode yang digunakan Continuity of Care (COC) yaitu model asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien yang dilakukan secara berkelanjutan. Asuhan yang diberikan pada Ny. A dengan anemia ringan (HB 10,5 gr%) di Puskesmas Tempel I meliputi pendampingan minum tablet Fe. Memberikan ibu pendidikan kesehatan dan mendorong pemenuhan nutrisi. Serta, mendorong ibu untuk rutin melakukan ANC di Puskesmas. Kunjungan ANC terakhir HB ibu 12 gr%. Pada persalinan kala I dilakukan induksi persalinan atas indikasi Ketuban Pecah Dini (KPD) dan kala I memanjang. Pada kala II dilakukan ekstraksi vakum atas indikasi kelelahan pada ibu. Kunjungan nifas dilakukan empat kali, dan kunjungan neonatus dilakukan satu kali karena bayi dirawat di RS. Kesimpulan dari asuhan kebidanan berkesinambungan yang diberikan pada Ny.A dengan anemia ringan dapat terkoreksi, tetapi dampak anemia saat hamil terjadi pada saat persalinan, ibu mengalami KPD dan kala I lama, dilakukan induksi dan ekstraksi vakum, bayi mengalami penurunan kondisi setelah persalinan. Masa nifas ibu berjalan secara fisiologi. Ibu menjadi akseptor KB IUD.