Pemetaan Penderita Penyakit Tuberkulosis Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah dan Kepadatan Penghuni di Wilayah Kerja Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo Tahun 2022

Pemetaan Penderita Penyakit Tuberkulosis Berdasarkan Kondisi Fisik Rumah dan Kepadatan Penghuni di Wilayah Kerja Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo Tahun 2022
2023-09-22
en
Thesis
text
Latar Belakang : Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Pada tahun 2022, terjadi peningkatan jumlah kasus TB di Wilayah Kerja Puskesmas Panjatan II, Kabupaten Kulon Progo, dengan 23 kasus dilaporkan, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya (13 kasus pada 2018, 7 kasus pada 2019, 8 kasus pada 2020, dan 15 kasus pada 2021). Tujuan : Memetakan rumah penderita Tuberkulosis berdasarkan kondisi fisik rumah dan kepadatan penghuni di Wilayah Kerja Puskesmas Panjatan II pada tahun 2022. Metode : Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan Nearest Neighbor Analysis, dengan pendekatan retrospektif mengenai kejadian tuberkulosis pada tahun 2022 di Wilayah Kerja Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo. Hasil : Terdapat 22 penderita yang berada dalam Wilayah Kerja Puskesmas Panjatan II, 3 orang di Kelurahan Bugel, 14 orang di Kelurahan Pleret, 3 orang di Kelurahan Bojong, dan 2 orang di Kelurahan Garongan. Hanya ada 2 rumah yang memenuhi rumah sehat, dengan permasalahan yang ditemui adalah pencahayaan, pembuangan air limbah, kebiasaan membuang sampah, dan kebiasaan membuka jendela. Terdapat 1 rumah di Kelurahan Bugel yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan penghuni (minimal 9m²/orang), dengan rumah berukuran 6m x 9m yang dihuni 8 orang. Secara umum, ditemukan bahwa 38% dari lokasi penderita TB memiliki pola persebaran yang berbentuk garis lurus, sementara 62% tersebar merata. Menurut analisis Nearest Neighbor, pola persebaran TB dalam wilayah tersebut adalah berpola tersebar (dispersed) dengan nilai R sebesar 1,2198. Kesimpulan : Tidak ditemukan rumah penderita TB dengan klasifikasi sehat dan padat penghuni, ditemukan 2 rumah dengan klasifiksai sehat dan tidak padat, 1 rumah dengan klasifikasi tidak sehat dan padat penghuni, dan 17 rumah dengan klasifikasi tidak sehat dan tidak padat penghuni. Secara analisis Nearest Neighbor, pola persebarannya adalah dispersed (tersebar).