Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. H umur 27 tahun
G2P1Ab0Ah1 dengan Anemia Ringan dan Pertumbuhan Janin Terhambat di
Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta
Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. H umur 27 tahun
G2P1Ab0Ah1 dengan Anemia Ringan dan Pertumbuhan Janin Terhambat di
Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta
2017
id
Thesis
text
Proses kehamilan, persalinan, dan nifas adalah proses fisiologis. Namun
risiko komplikasi dapat timbul dari masa kehamilan. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan, telah didapatkan ibu hamil G2P1Ab0Ah1 usia 27
tahun umur kehamilan 29+5
minggu dengan anemia ringan dan pertumbuhan janin
terhambat (PJT) serta memiliki riwayat SC pada persalinan sebelumnya. Risiko
yang mungkin terjadi pada kehamilan dengan anemia diantaranya persalinan
prematur, ketuban pecah dini, perdarahan postpartum, atonia uteri, PJT. Risiko
pada bayi dengan kehamilan PJT yaitu anomali janin. Setelah dilakukan asuhan
kehamilan, masalah yang muncul berupa anemia ringan dan PJT sudah dapat
teratasi. Ibu bersalin secara SC atas indikasi riwayat SC pada persalinan
sebelumnya, Diikuti bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan berjenis
kelamin laki-laki dengan masa gestasi 36+6
minggu keadaan normal, berat badan
2700 gram, nilai APGAR 1menit/5menit/10menit adalah 8/9/10. Masa nifas ibu
berjalan secara fisiologis. Kunjungan masa nifas dan neonatus dilakukan sebanyak
3 kali dengan rentang waktu KF1 (6 jam post SC), KF2 (hari ke-9 dan 17, KF3
(hari ke-35). Dan rentang waktu KN1 (6 jam), KN2 (hari ke-7), KN3 (hari ke-20).
Ny. H memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD, namun sampai Ny.
H mendapatkan menstruasi belum dilakukan pemasangan IUD sehingga diberikan
motivasi untuk menggunakan alat kontrasepsi sederhana berupa kondom.
Pada masa kehamilan, asuhan kebidanan telah diberikan dengan baik
sehingga masalah selama kehamilan dapat teratasi. Saat persalinan ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktik, hal tersebut disebabkan kurangnya
pengkajian yang dilakukan. Pada asuhan nifas, BBL dan KB telah diberikan
dengan baik sesuai dengan teori yang ada. Diharapkan penerapan asuhan
kebidanan berkesinambungan dilakukan menurut teori namun disesuaikan sesuai
kebutuhan agar mendapatkan pelayanan secara menyeluruh.