FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BAYI BARU
LAHIRDI RSUD WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2016
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BAYI BARU
LAHIRDI RSUD WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2016
2017-08-12
id
Thesis
text
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linear yang ditunjukkan dengan nilai
z skor TB/U. Prevalensi stunting balita di Indonesia mengalami peningkatan dari
2010 ke 2013 (Riskesdas 2013). Stunting pada bayi baru lahir meningkatkan
risiko stunting pada anak-anak. Gunungkidul menjadi Kabupaten dengan
prevalensi stunting tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan, untuk mengkaji faktor risiko kejadian stunting pada bayi
baru lahir, termasuk besar risiko.
Penelitian ini menggunakan desain case-control pada bayi baru lahir di RSUD
Wonosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 dengan melihat pada kriteria
inklusi dan eksklusi. Total sampel dari kelompok kasus dan kontrol sebanyak 166
sampel. Data dikumpulkan dari rekam medik.
Hasil analisis bivariat menunjukkan hipertensi dalam kehamilan, anemia, risiko
KEK dan tinggi badan ibu berhubungan dengan kejadian stunting pada bayi baru
lahir. Analisis multivariat menunjukkan tinggi badan ibu p-value 0,001; OR
3,918; 95% CI (1,747-8,788), risiko KEK p-value 0,024; OR 2,789; 95% CI
(1,143-6,792), dan status anemia p-value 0,047; OR 2,149; 95% CI (1,011-4566).
Hipertensi dalam kehamilan dan jarak kelahiran bukan faktor risiko kejadian
stunting pada bayi baru lahir
Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting yaitu HDK, anemia, risiko
KEK, dan tinggi badan ibu.