ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA
NY IN UMUR 35 TAHUN G5P3Ab1AH3 DENGAN ANEMIA RINGAN
DAN JARAK PERSALINAN <2 TAHUN DI PUSKESMAS SIMPANG
KATIS

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA
NY IN UMUR 35 TAHUN G5P3Ab1AH3 DENGAN ANEMIA RINGAN
DAN JARAK PERSALINAN <2 TAHUN DI PUSKESMAS SIMPANG
KATIS
2024-04-25
en
Thesis
text
WHO menyebutkan 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan
dengan anemia pada masa kehamilan. Anemia pada ibu hamil menjadi penyebab
utama terjadinya perdarahan serta infeksi yang merupakan faktor kematian ibu.
Kasus anemia dan jarak persalinan < 2 tahun ditemukan pada Ny IN yang
melakukan pemeriksaan kehamilan rutin di Puskesmas Simpang Katis.
Pendampingan oleh mahasiswa terhadap Ny IN dilaksanakan sejak usia
kehamilan 33 minggu 5 hari. Ny IN adalah ibu hamil dengan risiko tinggi karena
jarak persalinan < 2 tahun dan mengalami anemia sehingga membutuhkan
pendampingan lebih lanjut.
Berdasarkan kriteria hamil berisiko Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR),
faktor-faktor yang dimiliki ibu memiliki jumlah skor 10 yaitu Kehamilan Risiko
Tinggi (KRT), yaitu terlalu tua saat hamil >35 tahun, terlalu tua umur >35
tahun, dan jarak kehamilan <2 tahun. Setelah dilakukan evaluasi terkait tingkat
stress atau kecemasan ibu, menunjukkan bahwa dari Edinburgh Post-natal
Depression Scale (EPDS) memiliki skor : 0. Selama kehamilan, Ibu melakukan
perbaikan pola makan dan mendapatkan tablet tambah darah yang dikonsumsi 2
kali per hari. Ibu melahirkan spontan tanggal 21-02-2024 jam 20.45 WIB dalam
usia kehamilan aterm 40 minggu dengan komplikasi atonia uteri pada saat
persalinan.
Bayi baru lahir cukup bulan, segera menangis dan kulit kemerahan. Bayi
baru lahir memiliki BB dan PB normal, sesuai masa kehamilan. Pada
pemantauan pasca persalinan, Ny IN dalam masa nifas normal. Kemudian untuk
menilai penyembuhan perineum dilakukan penilaian menggunaka skala REEDA
yaitu Redness (kemerahan), Edema, Ekimosis, Discharge
(pelepasan/pengeluaran), dan Approximation (pendekatan/perlekatan tepi luka).
Hasil penilaian menunjukkan skor 0 dikarenakan tidak ada kendala apapun
dalam proses penyembuhan.
v
By Ny IN mengalami ikterus fisiologis pada hari ke-4. Faktor risiko
ikterus pada bayi adalah kurangnya frekuensi menyusu terutama pada malam
hari. Ibu melakukan anjuran bidan untuk menangani ikterus dengan pemberian
ASI eksklusif dengan frekuensi yang lebih sering dan menjemur bayi pada pagi
hari. Pada kajian penggunaan kontrasepsi, ibu memutuskan untuk mengikuti
program KB dengan penggunaan IUD dan telah disetujui oleh suami. Bidan
diharapkan mempertahankan dan meningkatkan asuhan pelayanan pada ibu
hamil dengan faktor risiko langsung salah satunya anemia dan faktor risiko tidak
langsung salah satunya jarak persalinan < 2 tahun sehingga dapat mengurangi
risiko kematian pada ibu dan bayi.