Pengaruh Perdarahan Antepartum terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Wonosari, Gunung Kidul Tahun 2015

Pengaruh Perdarahan Antepartum terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Wonosari, Gunung Kidul Tahun 2015
2017-09-05
en
Thesis
text
Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab kematian neonatal di Indonesia. Gunung Kidul merupakan kabupaten di Provinsi DIY dengan angka kejadian BBLR tertinggi sebesar 7,33%. Jumlah kasus BBLR di Kabupaten Gunung Kidul terjadi peningkatan dari 503 kasus pada tahun 2014 meningkat menjadi 568 kasus di tahun 2015. Perdarahan antepartum merupakan salah satu faktor penyebab kelahiran bayi BBLR. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perdarahan antepartum terhadap kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di RSUD Wonosari, Gunung Kidul tahun 2015. Jenis penelitian survei analitik, dengan desain case contol. Subjek penelitian terdiri dari kelompok kasus yaitu bayi baru lahir dengan BBLR dan kelompok kontrol yaitu bayi baru lahir yang BBLN dari bulan Januari–Desember 2015. Jumlah sampel 104 responden terdiri dari 52 kelompok kasus dan 52 kelompok kontrol. Pengumpulan data lapangan diambil dari data sekunder yaitu register ibu bersalin dan rekam medis dari Januari–Desember 2015. Analisis data menggunakan chi-square dan odd ratio. Proporsi ibu bersalin yang perdarahan antepartum melahirkan bayi BBLR sebesar 46,2%, sedangkan melahirkan bayi BBLN sebesar 23,1%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ibu bersalin dengan perdarahan antepartum berpeluang 2,857 kali lebih besar melahirkan bayi dengan BBLR (p=0,013; 95% CI: 1,228-6,649). Perdarahan antepartum berpengaruh meningkatkan kejadian BBLR.