GAMBARAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA
6-59 BULAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK
DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DI KALURAHAN
NGARGOSARI, KECAMATAN SAMIGALUH,
KABUPATEN KULON PROGO
GAMBARAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA
6-59 BULAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK ANAK
DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DI KALURAHAN
NGARGOSARI, KECAMATAN SAMIGALUH,
KABUPATEN KULON PROGO
2024-04-26
en
Thesis
text
Latar Belakang: Salah satu masalah utama terkait gizi pada anak di Indonesia
adalah stunting. Stunting ditandai dengan panjang badan atau tinggi badan anak di
bawah standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Prevalensi balita stunting
di Kalurahan Ngargosari pada tahun 2022 sebanyak 11,8%. Penyebab stunting
berkaitan dengan jenis kelamin anak, usia anak, pekerjaan orang tua, pendidikan
orang tua, dan pengeluaran rumah tangga.
Tujuan: Mengkaji kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan berdasarkan
Karakteristik Anak dan Karakteristik Keluarga di Kalurahan Ngargosari,
Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian
cross sectional. Penentuan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik total
sampling sebanyak 95 responden.
Hasil: Persentase stunting pada jenis kelamin laki-laki (22,0%), jenis kelamin
perempuan (22,2%). Kelompok usia 0-24 bulan (23,7%) , kelompok usia 25-59
bulan (21,05%). Ayah yang belum/tidak bekerja dan karyawan swasta (0%),
wiraswasta (18,8%), petani/pekebun/peternak (26,3%), PNS (50%), pekerjaan
(35,3%). Ibu yang yang belum/tidak bekerja/IRT (25%), wiraswasta (33,3%),
petani/pekebun/peternak dan PNS (0%). Ayah tidak sekolah (0%), pendidikan
(37,8%), pendidikan menengah (12,5%), dan pendidikan tinggi (12,5%). Ibu yang
tidak sekolah (0%), pendidikan dasar (29%), pendidikan menengah (20,4%), dan
pendidikan tinggi (11,1%). Rata-rata pengeluaran untuk pangan per individu pada
keluarga yang stunting sebesar Rp 176.269,8 dan pengeluaran rata-rata untuk non
pangan sebesar Rp 1.614.222,16.
Kesimpulan: Jenis kelamin laki-laki dan perempuan cenderung beresiko
mengalami stunting, balita usia 0-24 bulan lebih beresiko mengalami stunting
dibanding usia 25-59 bulan, ayah dengan pekerjaan PNS dan ibu dengan
pekerjaan wiraswasta memiliki persentase balita stunting lebih tinggi, ayah dan
ibu dengan pendidikan dasar memiliki persentase stunting lebih tinggi,
pengeluaran pangan keluarga yang memiliki balita stunting < keluarga tidak
stunting, dan pengeluaran non pangan keluarga yang memiliki balita stunting <
keluarga tidak stunting.
Kata Kunci: Stunting, jenis kelamin anak, usia anak, pekerjaan ayah, pekerjaan
ibu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pengeluaran rumah tangga.