FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN
DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS WONOSARI II TAHUN 2017
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 25-59 BULAN
DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS WONOSARI II TAHUN 2017
2018-09-11
id
Thesis
text
Stunting masih menjadi permasalahan dalam masalah gizi dan tumbuh kembang
anak di Indonesia.. Stunting di DIY pada tahun 2014 sebesar 11,4%. Prevelensi
stunting tertinggi berada di Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebanyak 7,7% balita
pendek dan 23,3% balita sangat pendek. Penyumbang angka stunting tertinggi
adalah Puskesmas Wonosari II dengan 549 balita. Diketahuinya faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian stunting. Penelitian ini bersifat observasional
dengan desain case control dengan menggunakan data sekunder dari buku KIA
ibu dan data primer melalui wawancara. Variabel yang diteliti meliputi tinggi
badan ibu, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi, pemberian ASI eksklusif, berat
lahir, dan jenis kelamin. Teknik pengambilan sampel menggunakan simpel
rundom sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 152 sampel yang
meliputi 76 kelompok kasus dan 76 kelompok kontrol. Hasil penelitian didapatkan
variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah tinggi badan ibu p-
value 0,015 (95% CI 1,495-40,012), pemberian ASI Eksklusif p-value 0,006 (95%
CI 1,366 – 6,228), jenis kelamin p-value 0,002 (95% CI 1,590-7,312). Hasil
analisis multivariat tinggi badan ibu memiliki besar risiko paling tinggi terhadap
dengan kejadian stunting (p=0,015 OR=7,735, 95% CI=1,495-40,012) dan jenis
kelamin merupakan faktor yang paling signifikan terhadap kejadian stunting p-
value 0,002 (95% CI 1,590-7,312). Tinggi badan ibu merupakan faktor yang
paling dominan dalam hubungannya dengan kejadian stunting.
Kata Kunci : Kejadian Stunting, Tinggi Badan Ibu, Balita