HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2016
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN BANTUL
TAHUN 2016
2018-09-17
id
Thesis
text
Indikator kesehatan bayi di Indonesia yang salah satunya adalah Angka Kematian Bayi
(AKB) dinilai masih tinggi, bahkan tertinggi di negara-negara ASEAN. AKB dilaporkan rata-
rata 32/1000 kelahiran hidup menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia(SDKI)
tahun 2012. Sedangkan target Sustainable Development Goals (SDG’s) untuk AKB adalah
20 per 1.000 KH pada tahun 2030. Menurut SDKI tahun 2012 , sekitar 57% kematian bayi
terjadi pada bayi umur satu bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR
didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding
pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam
peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. Jumlah
kematian bayi di Kabupaten Bantul tahun 2016 tertinggi di DIY. Penyebab tertinggi kematian
bayi adalah BBLR yaitu 30 (31,91%). Untuk mengetahui hubungan antara kejadian BBLR
dengan kejadian kematian bayi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
pendekatan case control. Lokasi penelitian di Kabupaten Bantul. Populasinya adalah
seluruh kelahiran hidup di Kabupaten Bantul tahun 2016. Sampel penelitian diambil dengan
purpossive sampling dan proportional random sampling. Data ditelusuri melalui Audit
Maternal Perinatal (AMP) dan Laporan Pemantauan Wilayah setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS KIA) yang diambil secara sekunder, kemudian dilakukan uji statistic Chi Kuadrat
dengan taraf signifikansi 95% untuk mengetahui korelasi kejadian BBLR dengan kejadian
kematian bayi, dan untuk mengetahui keeratan hubungan dilakukan dengan Odd rasio.
Angka kejadian kematian BBLR adalah 30 (75%), sedangkan angka kejadian BBLR yang
tidak mengalami kematian sebanyak 12 (70%). Hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,000,
sehingga p<α(0,05), maka dapat disimpulkan ada korelasi yang signifikan antara kejadian
BBLR dengan kejadian kematian bayi. Hasil analisis Odd Rasio 7,000 artinya BBLR
mempunyai risiko 7,000 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian daripada BBLN. BBLR
mempunyai risiko terjadinya kematian sebesar 7,000 kali lebih besar dibandingkan dengan
BBLN.