Asuhan Kebidanan Berkesinambungan
Pada Ny. D Umur 26 Tahun dengan Jarak Kehamilan < 2 Tahun
dan Anemia Ringan di Puskesmas Umbulharjo II

Asuhan Kebidanan Berkesinambungan
Pada Ny. D Umur 26 Tahun dengan Jarak Kehamilan < 2 Tahun
dan Anemia Ringan di Puskesmas Umbulharjo II
2016-09-17
id
Thesis
other
Setiap ibu hamil mempunyai peluang untuk terjadinya risiko pada
kehamilannya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19-23
Januari 2016 di Puskesmas Umbulharjo II, ditemukan ibu hamil yang mempunyai
faktor risiko adalah Ny. D umur 26 tahun G3P2Ab0Ah2 UK (Umur Kehamilan) 33
minggu 4 hari dengan faktor risiko yaitu jarak kehamilan <2 tahun, dan anemia
ringan. Ny. D dengan faktor risiko tersebut dapat berdampak pada persalianan,
nifas, bayi dan keluarga berencana seperti persalinan prematuritas, kala I
berlangsung lama, kala II lama, retensi plasenta, perdarahan, mudah terkena
infeksi, BBLR, dan terjadi cacat bawaan pada bayi, oleh karena itu perlu
pengawasan dan penatalaksanaan asuhan kebidanan khusus.
Asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ny. D di mulai saat UK 33
minggu 4 hari dan berlangsung sampai 6 kali kunjungan antenatal care. Pada
pertemuan pertama terlihat puting susu retraksi, terdapat tanda gejala anemia yaitu
pucat pada konjungtiva dengan kadar Hb 9 gr%. Mengalami kenaikan kadar Hb
pada UK 35 minggu 4 hari, yaitu 9,4 gr%. Saat UK ibu 36 minggu 4 hari, ibu
mengeluh napsu makan menurun dan suami meninggal pada 5 februari 2016
karena keracuan alkohol. Napsu makan menurun dan gangguan tidur yang dialami
ibu menetap selama 2 minggu, berdasarkan kolaborasi dengan psikolog
Puskesamas Umbulharjo II ibu mengalami depresi ringan. Pada UK 37-38 minggu
ibu mengeluh pegal-pegal bagian punggung dan mulai kenceng-kenceng. Ny. D
mengakhiri kehamilannya pada UK 39 minggu 6 hari. Bersalin di RSKIA PKU
Muhammadiyah Kotagede pada tanggal 10 maret 2016. Pada proses persalinannya
berlangsung spontan, bayi lahir perempuan dengan penilaian awal baik, berat
badan 3400 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 35
cm, lila 11 cm. Plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir. Pada kala IV terdapat
rupture perineum derajat 2 sehingga dilakukan penjahitan. Kadar hemoglobin
setelah bersalin 10,4 gr%. Kunjungan neonatus pertama dilakukan di RSKIA PKU
Muhammadiyah Kotagede, bayi didiagnosa mengalami ikterik neonatorum pada
hari ke 5 dengan kadar billirubin 14,79 mg/dl. Nifas ibu berjalan dengan baik,
perdarahan normal, kontraksi keras, TTV normal, retraksi puting susu teratasi. Ibu
tidak menggunakan kontrasepsi karena suami telah meninggal, jadi ibu bukan
merupakan PUS (Pasangan Usia Subur).
Berdasarkan penggolongan anemia menurut Manuaba 2010 kadar
hemoglobin 9-10 gr% termasuk dalam kategori anemia ringan. Pada bayi ikterik
neonatorum dilakukan penatalaksanaan menjemur bayi dibawah sinar matahari
pagi dan diberi ASI lebih sering (Saiffudin, 2009). Penanganan retraksi puting
pada ibu menggunakan spuit 10cc yang telah dimodifikasi sesuai dengan teori
Sulistyowati (2009). Ny. D bukan PUS sehingga tidak termasuk dalam sasaran
KB, sehingga Ny. D tidak menggunakan alat kontrasepsi.