FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPOTERMI PASCA GENERAL ANESTESI DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPOTERMI PASCA GENERAL ANESTESI DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD KOTA YOGYAKARTA
2017-07-01
en
Thesis
text
Latar belakang: General anestesi adalah teknik yang sering dijumpai dalam operasi, yakni lebih dari 80% (Harahap, 2014). Ditemukan 2,5% pasien mengalami komplikasi setelah menjalani anestesi (Mahalia, 2012). Setiyanti (2016), menyebutkan jumlah pasien pasca anestesi hampir 80% mengalami kejadian hipotermi. Dampak negatif hipotermi terhadap pasien, antara lain risiko perdarahan meningkat, iskemia miokardium, pemulihan pasca anestesi yang lebih lama, gangguan penyembuhan luka, serta meningkatnya risiko infeksi (Harahap, 2014). Tujuan: Teridentifikasinya faktor-faktor yang berhubungan dengan hipotermi pasca general anestesi di IBS RSUD Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik. Sampel penelitian berjumlah 56 responden pasca general anestesi dengan teknik pengambilan sample consecutive sampling, uji yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil: Ada hubungan antara faktor usia (p = 0,011) dengan hipotermi, ada hubungan antara IMT (p = 0,032) dengan hipotermi, ada hubungan antara jenis kelamin (p = 0,046), ada hubungan antara lama operasi (p = 0,001) dengan hipotermi pasca general anestesi. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor usia, IMT, jenis kelamin dan lama operasi dengan hipotermi pasca general anestesi di IBS RSUD Kota Yogyakarta. Kata kunci: Hipotermi, usia, IMT, jenis kelamin, lama operasi, general anestesi