HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA BALITA 6 – 24 BULAN DIWILAYAH PUSKESMAS WATES
KABUPTEN KULON PROGO
HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ANEMIA
PADA BALITA 6 – 24 BULAN DIWILAYAH PUSKESMAS WATES
KABUPTEN KULON PROGO
2019-12-13
id
Thesis
text
Latar Belakang : Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Prevalensi anemia tertinggi didunia
pada balita berusia 6 – 59 bulan pada tahun 2011 sebesar 42,6% dan di Indonesia
prevalensi anemia pada balita berusia 6-59 bulan sebesar 32%. Saat ini program skrining
pemeriksaan anemia pada balita masih belum dilakukan. Faktor risiko anemia balita ini
sangat kompleks yang bisa berasal dari faktor ibu, maupun pada balita itu sendiri.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan bayi berat lahir rendah dengan kejadian
anemia pada balita 6 – 24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wates Kabupaten Kulon
Progo.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain
penelitian cohort retrospektif. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Mei 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita dengan usia 6- 24 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Wates.Sampel berjumlah 40 untuk kelompok terpapar dan 40 yang tidak
terpapar dengan pengambilan sampel melakukan pemeriksaan HB menggunaan alat
Quick check dan analisis data menggunakan chi-square dan uji risk relatif.
Hasil Penelitian :Pada hasil uji statistik yang dilakukan telah menunjukkan prevalensi
anemia sebesar 35 %. dengan hasil analisis bivariat didapatkan hasil p-value 0.035
(<0.05), yang artinya ada hubungan antara berat bayi lahir rendah dengan kejadian
kejadian anemia pada balita 6 – 24 bulan. Risk Relatif (RR) BBLR berpeluang 2,1 kali
lebih besar di banding berat badan lahir normal untuk mengalami kejadian anemia.
Kesimpulan : Adanya hubungan bayi berat lahir rendah dengan kejadian anemia pada
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Wates Kabupaten Kulon Progo.