HUBUNGAN FAKTOR IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 0-59 BULAN DI DESA TEGALREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDANGSARI II TAHUN 2019

HUBUNGAN FAKTOR IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 0-59 BULAN DI DESA TEGALREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDANGSARI II TAHUN 2019
2019-12-13
id
Thesis
text
Latar Belakang: Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kejadian stunting di indonesia tahun 2018 adalah 30,08 %. Stunting disebabkan faktor multidimensi, salah satunya faktor ibu yaitu tinggi badan ibu, tingkat pendidikan, status gizi, anemia dan usia ibu saat hamil. Tujuan Penelitian: Diketahui faktor ibu yang berhubungan dengan kejadian stunting Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada bulan september 2018 – Mei 2019 menggunakan desain case control subjek penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 0-59 bulan dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Total sampel dari kedua kelompok sebanyak 88 sampel. Hasil Penelitian: Analisis chi-square menunjukan bahwa tinggi badan ibu p=0,000, tingkat pendidikan p=0,156, status gizi p=0,00, anemia p=0,001, usia saat hamil p=0,756. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa tinggi badan ibu p-value 0,001, tingkat pendidikan p= 0,040, status gizi p=0,001 dan anemia p=0,000. Tingkat Pendidikan dan usia saat hamil bukan faktor risiko kejadian stunting. Kesimpulan: Ada hubungan antara tinggi badan ibu, status gizi, dan anemia dengan kejadian stunting pada balita 0-59 bulan di desa Tegalrejo