HUBUNGAN PANJANG BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO
HUBUNGAN PANJANG BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA DI PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO
2019-12-16
id
Thesis
text
Latar Belakang: Stunting adalah masalah gizi kronis dalam waktu cukup lama yang
ditandai dengan tinggi badan menurut umur. Stunting terjadi mulai janin masih dalam
kandungan dan baru Nampak saat anak berusia dua tahun. Di Kabupaten Kulon
Progo kejadian stunting sebesar 23,6%, sedangkan target kejadian stunting di
Kabupaten Kulon Progo < 20%. Hal ini berarti stunting lebih tinggi dan tidak sesuai
target kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan masalah yang ada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara panjang badan lahir dengan kejadian stunting.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan panjang badan lahir dengan kejadian
stunting pada balita di wilayah Puskesmas Sentolo I Kulon Progo. Metode
Penelitian: penelitian ini merupakan penelitian dengan metode case control.
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan total sampel 74
responden. 37 untuk kelompok kasus dan 37 untuk kelompok control. Hasil
Penelitian: Balita yang memiliki riwayat panjang badan lahir pendek terdapat 27
balita (73%) memiliki status gizi stunted (kasus) dan sebesar 10 balita (27%)
memiliki status gizi normal (kontrol). Balita yang memiliki riwayat panjang badan
lahir normal terdapat 10 balita (27%) memiliki status gizi stunted (kasus) dan sebesar
27 balita ( 73%) memiliki status gizi normal (kontrol). Hasil analisis besaran risiko
(OR) panjang badan lahir terhadap kejadian stunted 7,290. Hal ini berarti balita
yangmemiliki riwayat panjang badan pendek saat lahir memiliki risiko mengalami
stunted 7,290 kali lebih besar dibandingkan dengan balita yang memiliki panjang
badan normal saat lahir. Kesimpulan: Ada hubungan antara panjang badan lahir
dengan kejadian stunted pada balita