RASIO PREVALENSI BERAT BADAN LAHIR RENDAH TERHADAP IKTERUS NEONATORUM DINI DI RSUD WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2017

RASIO PREVALENSI BERAT BADAN LAHIR RENDAH TERHADAP IKTERUS NEONATORUM DINI DI RSUD WATES KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2017
2020-01-03
id
Thesis
text
Latar Belakang : Ikterus Neonatorum pada bayi baru lahir merupakan gejala fisiologis dan dapat menjadi hal patologis. Ikterus yang terjadi pada bayi berusia 0- 7 hari disebut ikterus neonatorum dini. Ikterus neonatorum adalah salah satu penyebab kematian neonatal (0-6 hari) dengan prosentase 6% di Indonesia. Angka kejadian ikterus neonatorum di DIY sebanyak 39,8% dan di RSUD Wates mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 8,4%. Sementara itu, prevalensi BBLR di Kabupaten Kulon Progo tertinggi diantara kabupaten lain di DIY. Prevalensi BBLR di RSUD Wates mengalami peningkatan sebesar 1,8%. Ikterus neonatorum dan BBLR merupakan 5 penyakit terbesar di ruang perinatologi RSUD Wates Kulon Progo. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui rasio prevalensi berat badan lahir rendah terhadap ikterus neonatorum dini. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain cross secsional dengan consecutive sampling. Subyek penelitian adalah bayi usia 0-7 hari di RSUD Wates tahun 2017 berjumlah 250 orang. Data diambil dari rekam medis mulai tanggal 16- 26 April 2019. Hasil Penellitian: Ikterus neonatorum dini pada bayi dengan berat badan lahir rendah (71,4%) lebih besar dari ikterus neonatorum dini pada bayi dengan berat badan lahir normal (29,3%). Berdasarkan uji chi-square diketahui bahwa ada hubungan berat badan lahir dengan kejadian ikterus neonatorum dini dengan p- value 0,001 dan RP=2,438 (95% CI = 1,815-3,274) Kesimpulan : Bayi dengan berat badan lahir rendah berpeluang terjadi ikterus neonatorum dini 2,4 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi dengan berat badan normal