PENGARUH PEMBERIAN TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT NYERI TENGGOROKAN PASCA PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE (ETT) PADA PASIEN GENERAL ANESTESI DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT NYERI TENGGOROKAN PASCA PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE (ETT) PADA PASIEN GENERAL ANESTESI DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2020-04-09
en
Thesis
text
Latar Belakang: Gejala sering dikeluhkan pasien pasca operasi dengan intubasi endotracheal tube (ETT) antara lain nyeri tenggorokan, batuk, dan suara serak. Kejadian nyeri tenggorokan pasca intubasi ETT meningkat 50% tiap tahun. Nyeri tenggorokan berlangsung 24-48 jam pertama pasca operasi, menyebabkan kesulitan untuk menelan, beresiko kekurangan intake dalam tubuh. Terjadi perubahan pada hemodinamik dan berpengaruh dengan proses penyembuhan pasien. Salah satu standar terapi non farmakologi yang digunakan untuk mengurangi nyeri adalah guided imagery. Guided imagery merupakan metode relaksasi terbimbing mengkhayal tempat yang nyaman dan menyenangkan, jadi nyeri teralihkan.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian terapi guided imagery terhadap nyeri tenggorokan pasca pemasangan ETT pada pasien general anestesi.
Metode: Penelitian ini merupakan quasy eksperimen dengan desain prepost test with control group. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2020 di RSST Klaten. Jumlah sampel 56 responden yang dilakukan anestesi umum dengan intubasi ETT sesuai dengan kriteria inklusi ekslusi, terbagi dalam kelompok intervensi 28 dan kelompok kontrol 28. Analisis data Wilcoxon dan Mann Whitney.
Hasil: Hasil olah data menggunakan Wilcoxon pada kelompok intervensi didapatkan p=0,000 (p<0,05) dan pada kelompok kontrol ddapatkan p=0,046 (p,0,05). Pada Uji Mann Whitney didapatkan p=0,000 (p,0,05), sehingga Ha diterima.
Kesimpulan: Pemberian terapi guided imagery berpengaruh terhadap tingkat nyeri tenggorokan pasca pemasangan ETT pada pasien general anestesi.