RESPON PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI TERHADAP PENERAPAN FISIOTERAPI DADA DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU “RESPIRA”
RESPON PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI TERHADAP PENERAPAN FISIOTERAPI DADA DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU “RESPIRA”
2020-05-11
en
Thesis
text
Latar Belakang: Keluhan utama dari pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah sesak nafas dan batuk berdahak namun dahak sulit untuk dikeluarkan. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan produksi sputum yang disebabkan oleh adanya inflamasi pada saluran pernafasan. Sputum yang tertimbun dapat mengakibatkan bersihan jalan nafas yang tidak efektif sehingga menimbulkan gejala sesak nafas dan akhirnya menyebabkan terjadinya perlekatan atau obstruksi pada jalan nafas. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu dalam pengeluaran sputum tersebut salah satunya adalah dilakukannya fisioterapi dada.
Tujuan Studi Kasus: Menggambarkan penerapan fisioterapi dada pada pasien Penyakit Paru Obstruktf Kronis (PPOK) dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Metode Studi Kasus: Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif observasional studi kasus. Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 dengan mengobservasi penerapan fisioterapi dada dengan kasus yang sama dan diberi tindakan yang sama, lalu membandingkan respon dua pasien tersebut.
Hasil Studi Kasus: Penerapan fisioterapi dada pada kedua pasien Penyakit Paru Obstruktf Kronis (PPOK) memunculkan respon peningkatan status pernafasan yang ditandai dengan berkurangnya keluhan sesak nafas, keluhan dahak sulit dikeluarkan tidak ada, meningkatnya saturasi oksigen pasien, turunnya suara nafas tambahan (wheezing, creckles, ronckhi).
Kesimpulan: Penerapan fisioterapi dada pada pasien Penyakit Paru Obstruktf Kronis (PPOK) meningkatkan efektifitas status bersihan jalan nafas pasien.
Kata kunci: fisioterapi dada, penyakit paru obstruktif kronis, PPOK