PERBEDAAN RELAKSASI NAFAS DALAM DENGAN GENGGAM JARI TERHADAP PENURUNAN NYERI POST OPERASI LAPARATOMI DI RSUD TEMANGGUNG

PERBEDAAN RELAKSASI NAFAS DALAM DENGAN GENGGAM JARI TERHADAP PENURUNAN NYERI POST OPERASI LAPARATOMI DI RSUD TEMANGGUNG
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2020-04-09
id
Thesis
text
PERBEDAAN RELAKSASI NAFAS DALAM DENGAN GENGGAM JARI TERHADAP PENURUNAN NYERI POST OPERASI LAPARATOMI DI RSUD TEMANGGUNG Novia Andriyani1, Yustiana Olfah2, Agus Sarwo Prayogi3 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta JL. Tata Bumi No.3 Banyuraden, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55293 Email : nandriyani63@gmail.com ABSTRAK Latar Belakang: Nyeri pada laparatomi memiliki awitan cepat dan berlangsung dalam waktu singkat, terjadi karena adanya luka insisi bekas pembedahan yang menyebabkan tubuh menghasilkan mediator kimia nyeri. Pasien pasca laparatomi mengeluhkan nyeri sedang sebanyak 57,70%, nyeri berat 15,38%, dan nyeri ringan 26,92%. Nyeri akut yang tidak tertangani dapat berkembang menjadi nyeri kronis dan bersifat menetap dalam waktu lama dan dapat memberikan dampak negatif seperti bertambahnya waktu hospitalisasi, dapat terjadi komplikasi karena imobilisasi, status emosional yang tidak terkontrol. Salah satu manajemen nyeri non-farmakologis yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan teknik relaksasi genggam jari. Tujuan: Mengetahui perbedaan antara teknik relaksasi nafas dalam dan teknik relaksasi genggam jari terhadap penurunan nyeri post operasi laparatomi. Metode: Jenis penelitian yang digunakan quasi exsperimental dengan desain penelitian Pre test Post Test Two Group Design. Responden akan diberikan perlakuan Pre-test dan post-test dengan skala pengukuran NRS. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 responden kelompok nafas dalam dan 30 responden kelompok genggam jari. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Pengumpulan data pada bulan Januari-Maret 2020. Hasil: Hasil pengumpulan data diolah menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann Whitney. Hasil uji Wilcoxon pada kelompok relaksasi nafas dalam didapatkan p=0,000 (p<0,05) dan pada kelompok genggam jari didapatkan p=0,000 (p<0,05), sehingga Ha diterima. Kesimpulan: Ada perbedaan penurunan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi yang diberikan relaksasi nafas dalam dengan yang diberikan relaksasi genggam jari. Kata Kunci: Nyeri, Laparatomi, Genggam Jari, NRS 2) Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta