PERBEDAAN TINGKAT NYERI TENGGOROKAN PASKA
PEMASANGAN ETT DAN LMA DI RUANG PERAWATAN
BEDAH RSUD CILACAP
PERBEDAAN TINGKAT NYERI TENGGOROKAN PASKA
PEMASANGAN ETT DAN LMA DI RUANG PERAWATAN
BEDAH RSUD CILACAP
2017-04-01
en
Thesis
text
Pasca operasi ditemukan komplikasi nyeri tenggorokan yang disebabkan tekanan
cuff endotrakeal ataupun pemasangan LMA. Dilaporkan angka kejadian nyeri
tenggorokan setelah operasi mencapai lebih dari 90%. Insiden nyeri tenggorokan
karena penggunaan ETT pada jam ke-1 setelah ekstubasi pada kelompok
deksamethason IV adalah 21 orang (72,4%) dari 29 sampel. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan nyeri tenggorokan paska pemasangan ETT
dan LMA di ruang perawatan bedah RSUD Cilacap. Desain penelitian ini adalah
observasional analitik. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional.
Populasi dalam penelitian adalah semua pasien yang dilakukan operasi dengan
general anestesi dengan teknik intubasi ETT dan LMA di RSUD Cilacap
berjumlah 176 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
accidental sampling. Sampel berjumlah 64 orang. Analisa data menggunakan uji
Chi Square. Angka kejadian nyeri tenggorokan pada kelompok dengan ETT dan
LMA sebagian besar termasuk ringan. Hasil uji chi square didapatkan nilai X2
8,893 dengan signifikansi (p) 0,012. Ada perbedaan nyeri tenggorokan paska
pemasangan ETT dan LMA di ruang perawatan bedah RSUD Cilacap
Kata kunci : ETT, General Anestesi, LMA, nyeri tenggorokan