PERBEDAAN NYERI TENGGOROKAN PASCA PEMASANGAN LMA DENGAN MENGGUNAKAN MUSCLE RELAXAN DAN TANPA MUSCLE RELAXAN DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

PERBEDAAN NYERI TENGGOROKAN PASCA PEMASANGAN LMA DENGAN MENGGUNAKAN MUSCLE RELAXAN DAN TANPA MUSCLE RELAXAN DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
2014
en
Thesis
text
Latar belakang: Trauma pada insersi LMA dapat menyebabkan nyeri tenggorokan karena kurangnya relaksasi obat induksi anestesi maupun obat pelumpuh otot yang digunakan saat insersi. Pasien pasca pemasangan LMA di RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto mengalami nyeri selama 24 jam pasca ekstubasi namun belum diketahui prosentase pasien yang mengalami nyeri. Pemasangan LMA dengan menggunakan muscle relaxan dan tanpa muscle relaxan dilakukan sesuai instruksi dari dokter spesialis anestesi (SpAn). Tujuan Penelitian: Mengetahui perbedaan nyeri tenggorokan pasca pemasangan LMA dengan menggunakan muscle relaxan dan tanpa muscle relaxan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Metode Penelitian: Jenis penelitian observasional analitik. Sampel penelitian pasien yang menjalani proses pembedahan dengan pemasangan LMA di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto selama bulan Agustus-Oktober 2013 sebanyak 62 orang. Analisis data menggunakan uji statistik U Mann Whitney. Hasil Penelitian: Respon nyeri tenggorokan kelompok tanpa muscle relaxan pada kategori tidak ada nyeri yaitu 10 orang (32,3%). Skor nyeri ringan 16 orang (51,6%) dan nyeri sedang 5 orang (16,1%). Respon nyeri tenggorokan kelompok muscle relaxan pada kategori tidak ada nyeri yaitu 27 orang (87,1%). Skor nyeri ringan 4 orang (12,6%) dan nyeri sedang dan berat tidak ada. Hasil uji statistik dengan uji U Mann Whitney Terdapat perbedaan respon nyeri tenggorokan antara penggunaan muscle relaxan dan tanpa muscle relaxan (p=0,000). Kesimpulan: Terdapat perbedaan respon nyeri tenggorokan antara penggunaan muscle relaxan dan tanpa muscle relaxan. Kata Kunci: Nyeri tenggorokan, LMA (laryngeal mask airway), muscle relaxan