HUBUNGAN PEMBERIAN TEKANAN CUFF DENGAN TINGKAT NYERI TENGGOROKAN PASCA GENERAL ANESTESI MENGGUNAKAN INTUBASI ENDOTRACHEAL TUBE DI RSUD LASINRANG KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN

HUBUNGAN PEMBERIAN TEKANAN CUFF DENGAN TINGKAT NYERI TENGGOROKAN PASCA GENERAL ANESTESI MENGGUNAKAN INTUBASI ENDOTRACHEAL TUBE DI RSUD LASINRANG KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN
2014-02-28
en
Thesis
text
Etndotracheal tube untuk orang dewasa memiliki sistem inflasi cuff, karena desain cuff/balon dibuat menempel pada dinding endotracheal tube menjadi satu, dalam pemasangannya diberikan tekanan guna mengurangi resiko aspirasi. Salah satu dampak pemberian tekanan cuff yang tidak sesuai adalah adanya sensasi nyeri tenggorokan yang dirasakan pasca intubasi endotracheal cuff. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian tekanan cuff dengan tingkat nyeri tenggorokan pasca general anestesi menggunakan intubasi endotracheal tube di RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan studi cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan observasi. Penelitian menggunakan consecutive sampling, dengan jumlah 50 responden. Data dianalisis dengan uji chi square dan uji alternatif kolmogorov smirnov. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 86% responden diberikan tekanan cuff > 30 cmH2O, sebanyak 0% tidak merasakan nyeri tenggorokan dengan pemberian tekanan > 30 cm H2O, 30,2 % merasakan nyeri sedang dan 11, 6% merasakan nyeri berat. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan pemberian tekanan cuff dengan tingkat nyeri tenggorokan ( p = 0,004 ). Semakin tinggi tekanan cuff maka semakin berat nyeri tenggorokan yang dirasakan. Pemberian tekanan cuff sebaiknya sesuai dengan yang sudah dianjurkan, hal ini dilakukan guna mengurangi efek samping yang dirasakan pasca pemasangan endotracheal tube. Kata kunci : pemasangan endotracheal tube, tekanan cuff, nyeri tenggorokan