GAMBARAN MEDIA PENDIDIKAN SEKSUAL PADA
SD NEGERI DI KECAMATAN MANTRIJERON
KOTA YOGYAKARTA
GAMBARAN MEDIA PENDIDIKAN SEKSUAL PADA
SD NEGERI DI KECAMATAN MANTRIJERON
KOTA YOGYAKARTA
2015-06-19
en
Thesis
text
Latar Belakang :Kasus kekerasan pada anak tiap tahun meningkat. Berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak, pada tahun 2013, ada 1.383 pengaduan kekerasan. Tahun 2014 telah mencapai 3.023 kasus dengan 58% adalah pengaduan kekerasan seksual. Selain itu kasus kekerasan di Yogyakarta termasuk tinggi, untuk itu pendidikan seksual perlu diberikan pada anak usia SD. Sumber pendidikan seks yang diperoleh anak sekolah berasal dari sumber yang bersifat formal dan informal. Sumber yang bersifat formal biasa didapatkan di sekolah. Pendidikan seksual bersifat formal telah dimuat dalam kurikulum SD kelas 6 dalam mata pelajaran IPA. Sedangkan murid kelas 1-5 tidak mendapat pendidikan seks secara formal, sehingga hanya mendapat pendidikan seks secara informal yang diperoleh dari teman sebaya, orang tua, dan media massa. Di Kecamatan Mantrijeron tersebut belum ada pelajaran pendidikan seksual untuk kelas 1-5. Pihak Puskesmas juga belum pernah memberikan penyuluhan tentang pendidikan seksual, biasanya pihak Puskesmas datang untuk memberikan imunisasi atau penyuluhan kesehatan gigi.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui gambaran media pendidikan seksual pada SD Negeri di Kecamatan Mantrijeron.
Metode Penelitian :Penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode observasi. Lokasi penelitian pada SD Negeri di Kecamatan Mantrijeron sebanyak 6 SD Negeri. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian dilakukan dengan mengobservasi ketersediaan media pendidikan seksual di sekolah tersebut.
Hasil :Media pendidikan seksual dari ke 6 SD N tersebut berupa alat peraga pendidikan seksual di UKS ataupun ruang kelas, buku pelajaran pendidikan seksual yang masuk dalam pelajaran IPA sudah ada. Fasilitas internet sudah ada namun penggunaannya dalam lingkup pelajaran komputer. Sedangkan media pendidikan seksual berupa gambar/lambang atau tulisan laki-laki dan perempuan di kamar mandi, leaflet ataupun poster di UKS belum ada.
Kesimpulan :Media pendidikan seksual di SD Negeri yang umum dan efektif digunakan adalah buku pelajaran IPA dan alat peraga berupa phantom.
Saran :Meskipun secara formal pendidikan seksual untuk kelas 1-5 tidak ada, sebaiknya guru-guru tetap memberikan pendidikan seksual setidaknya melalui poster, leaflet, gambar/lambang, dan alat peraga. Seperti contoh untuk gambar/lambang dapat diletakkan/ditempelkan di pintu pada kamar mandi untuk memisahkan kamar mandi antara laki-laki dan perempuan.
Kata Kunci :Media pendidikan seksual, sekolah dasar negeri