HUBUNGAN PENGGUNAAN LARYNGEAL MASK AIRWAY (LMA)
DENGAN KEJADIAN BATUK POST ANESTESI UMUM
DI RS YUKUM MEDICAL CENTER LAMPUNG
HUBUNGAN PENGGUNAAN LARYNGEAL MASK AIRWAY (LMA)
DENGAN KEJADIAN BATUK POST ANESTESI UMUM
DI RS YUKUM MEDICAL CENTER LAMPUNG
2014
en
Thesis
text
Latar Belakang: Laryngeal Mask Arway (LMA) adalah alat supraglotis airway
untuk memberikan dan menjamin tertutupnya bagian dalam laring untuk ventilasi
spontan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian batuk pasien post anestesi,
antara lain: status kedalaman anestesi, penggunaan alat management
pernafasan supraglotik (LMA, ETT, Face Mask), ketrampilan dokter /
anestesiologi, pilihan obat premedikasi, tekanan cuff.
Tujuan Penelitian: Mengetahui kejadian batuk post general anestesi menurut
penggunaa jenis LMA di RSYukum Medical Center Lampung.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang diperoleh
sebanyak 37 orang dengan teknik sampling yang digunakan adalah consecutive
sampling. Analisis data menggunakan uji statistik chi square atau Fisher’s Exact
Test jika syarat tidak terpenuhi dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05).
Hasil Penelitian:. Pasien yang mengalami batuk menggunakan LMA jenis
Reusable sebanyak 6 pasien atau 16,2% dan jenis Disposible sebanyak 4 pasien
atau 10,8%.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan penggunaan jenis LMA
dengan kejadian batuk post anestesi umum dengan keeratan hubungan/
Contingency Coefficient sebesar 0,079 berada dalam kategori sangat lemah.
Kata Kunci: penggunaan Laryngeal Mask Arway (LMA), kejadian batuk, post
anestesi umum