STUDI FENOMENOLOGI PELAKSANAAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI
DI RSUD SORONG PAPUA BARAT
STUDI FENOMENOLOGI PELAKSANAAN
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI
DI RSUD SORONG PAPUA BARAT
2014-03
en
Thesis
text
Latar Belakang : Kegiatan keperawatan merupakan salah satu kegiatan pelayanan yang ada di Rumah Sakit, tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien antara lain mengkaji kebutuhan pasien, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan rencana tindakan, mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan serta mendokumentasikan asuhan keperawatan.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Faktor – faktor Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah Sorong Papua Barat.
Metode : Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur, wawancara mendalam, dan observasi. Responden / Informan dalam penelitian ini adalah para perawat anestesi yang bertugas pada RSUD Kelas C Kabupaten Sorong dan RS Sele Be Solu Sorong.
Hasil : Dalam penelitian ini didapatkan jumlah partisipan lima perawat anestesi yang berdinas di RSUD Sorong dengan jenis kelamin semua laki – laki dengan latar belakang pendidikan satu orang D.III Anestesi dan empat orang perawat pelatihan anestesi. Pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan anestesi adalah mereka mampu menjelaskan tentang apa itu asuhan keperawatan anestesi dan tahapan-tahapan pada asuhan keperawatan anestesi yang meliputi pre, intra dan pasca anestesi. Sedangkan untuk hasil pendokumentasian asuhan keperawatan anestesi 100% tidak dilaksanakan pendokumentasian secara tertulis. Yang dilakukan hanyalah pendokumentasian secara lisan dengan hasil rata rata akumulatifnya adalah “dilaksanakan” 60% dan “tidak dilaksanakan” 40 %. Kemudian hambatan yang dialami oleh perawat anestesi didalam melakukan pendokumentasian adalah tidak adanya format penulisan dokumentasi keperawatan anestesi. Selain itu factor usia dan gaji juga ikut mempengaruhi tidak dilaksanakannya dokumentasi asuhan keperawatan anestesi. Selanjutnya keuntungan dan kerugiannya adalah para perawat anestesi mempunyai dokumentasi dan legalitas dengan melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan anestesi. Kerugiannya adalah perawat anestesi mempunyai resiko lebih tinggi di bidang pekerjaannya jika tidak melakukan pendokumentasian.
Kesimpulan : secara umum pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan anestesi di RSUD Sorong kurang lengkap dan secara tertulis tidak dilaksanakan. Adapun factor – faktornya adalah 1) Unsur masukan (pendidikan dan sarana) ; 2) Unsur Lingkungan (kebijakan, organisasi dan manajemen); 3) Unsur proses (waktu dan motivasi).
Kata Kunci : Fenomenologi, Pendokumentasian, Asuhan Keperawatan Anestesi.