EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM PADA AKSEPTOR USIA 25 – 50 TAHUN DI PUSKESMAS
MERGANGSAN YOGYAKARTA
EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM PADA AKSEPTOR USIA 25 – 50 TAHUN DI PUSKESMAS
MERGANGSAN YOGYAKARTA
2015-06-30
en
Thesis
text
Latar Belakang: Salah satu alat kontrasepsi yang efektif adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau Intra uterine device (IUD). Penggunaan IUD dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti perdarahan, keputihan, nyeri, infeksi dan ekspulsi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diperoleh data bahwa 6 diantara 8 klien mengeluhkan setelah menggunakan IUD darah haid menjadi lebih banyak dan waktu menstruasi menjadi lebih lama. Klien juga mengeluhkan adanya keputihan yang cukup banyak dan mengeluhkan sakit saat melakukan hubungan seksual dengan suami.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping Intra Uterine Device (IUD) mencakup karakteristik akseptor, perdarahan, keputihan, nyeri, infeksi dan ekspulsi di Puskesmas Mergangsan Tahun 2015.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif survey yaitu dilakukan terhadap sekumpulan obyek dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan terhadap 35 responden akseptor kontrasepsi IUD yang ada di Puskesmas Mergangsan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembar kuesioner.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 11 responden (31,4 %) berusia antara 36 – 40 tahun. Jenis IUD yang banyak digunakan oleh responden adalah Copper T sebanyak 33 responden (94,3 %) dengan lama penggunaan rata-rata lebih dari 5 tahun pada 16 responden (45,7 %). Efek samping ringan dirasakan paling banyak oleh akseptor IUD sebanyak 25 responden (71,43 %). Sedangkan efek samping berat terjadi pada 10 responden (28,57 %).
Kesimpulan: Efek samping dari penggunaan IUD yang paling banyak terjadi adalah efek samping ringan pada usia pengguna IUD 36 – 40 tahun, jenis IUD yang digunakan Copper T dengan lama penggunaan lebih dari 5 tahun.
Kata Kunci: Efek samping, kontrasepsi IUD