STUDI EPIDEMIOLOGI KASUS KERACUNAN MAKANAN PADA WILAYAH KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) YOGYAKARTA TAHUN 2005-2006
STUDI EPIDEMIOLOGI KASUS KERACUNAN MAKANAN PADA WILAYAH KERJA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) YOGYAKARTA TAHUN 2005-2006
2008
en
Thesis
text
Latar Belakang: Makanan yang tidak sehat memberikan peranan terhadap timbulnya kasus keracunan makanan pada masyarakat, Selama tahun 2007 balai besar POM di Yogyakarta telah melakukan penelusuran terahdap kasus keracunan pangan sebanyak 12 kasus KLB, 492 orang tercatat sakit / dirawat dan tidak ada yang meninggal. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, penyebab KLB keracunan pangan adalah mikroba patogen yaitu bacillus cereus dan E coli sebanyak 2 kasus (17%), penggunaan pewarna pangan yang terlalu tinggi sebanyak 1 kasus (8%), tidak diketahui penyebabnya 6 kasus (50%), tidak ada sampel sebanyak 3 kasus (25%). Kasus keracunan makanan ini mengalami peningkatan tahun 2006.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui bagaimana gambaran atau kecenderungan kasus keracunan makanan di DIY pada tahun 2005-2006 berdasarkan data yang diperoleh BPOM Yogyakarta.
Metode penelitian: Studi epidemiologi deskriptif analisitik dengan mengunakan analisis Chi- Square ( 2). Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja BPOM yang beralamat di jalan Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 79 kasus keracunan makanan yang terjadi di wilayah Yogyakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mempergunakan data laporan kasus keracunan dari rumah sakit dalam rangka kegiatan toksikovigilans pada tahun 2005-2006 yang terdiri dari 12 rumah sakit di Yogyakarta.
Hasil: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor epidemiologi yang terdiri dari jenis kelamin, umur, keadaan keracunan, kondisi keracunan, lokasi keracunan dan waktu keracunan terhadap tingkat keparahan keracunan makanan di wilayah Yogyakarta, hal ini disebabakan karena data yang diperoleh tidak menyebar, hanya terkonsentrasi pada salah satu faktor atau beberapa faktor epidemiologi sehingga berpengaruh pada tingkat signifikansi hubungan.
Kesimpulan: Faktor-faktor epidemiologi yang terdiri dari jenis kelamin, umur, keadaan keracunan, kondisi keracunan, lokasi keracunan dan waktu keracunan tidak berhubungan signifikan terhadap tingkat keparahan keracunan di wilayah Yogyakarta.
Kata kunci: Studi Epidemiologi Deskriptif Analitik, Keracunan Makanan, Faktor-Faktor Epidemiologi, Tingkat Keparahan Keracunan Makanan.