PENERAPAN EKOEFISIENSI PADA INDUSTRI TAHU TERHADAP BIAYA SATUAN DAN KUALITAS TAHU DI JOINT FACILITY KRAPYAK MARGOAGUNG SEYEGAN SLEMAN

PENERAPAN EKOEFISIENSI PADA INDUSTRI TAHU TERHADAP BIAYA SATUAN DAN KUALITAS TAHU DI JOINT FACILITY KRAPYAK MARGOAGUNG SEYEGAN SLEMAN
2008
en
Thesis
text
Ekoefisiensi di dusun Krapyak dilaksanakan melalui pendampingan teknis produksi tahu bersih, pembangunan dan operasionalisasi rumah produksi tahu bersama atau Joint Facility, serta pengendalian pencemaran air melalui pembangunan instalasi pengolahan air limbah atau IPAL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan ekoefisiensi pada industri tahu terhadap biaya satuan dan kualitas tahu di Joint Facility dan untuk mengetahui perbedaan biaya satuan pembuatan tahu antara cara tradisional dan di Joint Facility, serta untuk mengetahui perbedaan kualitas tahu tentang warna, tekstur, dan aroma antara tahu tradisional dan Joint Facility. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 99 pengrajin tahu di Krapyak Margoagung Seyegan Sleman dengan jumlah sampel 20 yaitu masing-masing 10 pengrajin untuk pembuatan tahu dengan cara tradisional dan di Joint Facility. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya satuan pembuatan tahu tradisional (Rp.4.235,77) lebih tinggi daripada biaya satuan pembuatan tahu di Joint Facility (Rp.3.712,35). Kualitas tahu tentang warna, tahu Joint Facility 100% berwarna putih sedangkan tahu tradisional 80% berwarna putih kecoklatan. Kualitas tahu tentang tekstur, tahu Joint Facility 80% bertekstur kenyal, sedangkan tahu tradisional 70% bertekstur keras. Kualitas tahu tentang aroma, tahu Joint Facility masing-masing 40% agak suka dan tidak suka, sedangkan tahu tradisional masing-masing 30% agak suka dan suka. Kesimpulan penelitian adalah biaya satuan pembuatan tahu tradisional (Rp.4.235,77/Kg) lebih tinggi daripada biaya satuan pembuatan tahu di Joint Facility (Rp.3.712,35/Kg). Kualitas tahu tentang warna, tahu Joint Facility 100% berwarna putih sedangkan tahu tradisional 80% berwarna putih kecoklatan. Kualitas tahu tentang tekstur, tahu Joint Facility 80% bertekstur kenyal, sedangkan tahu tradisional 70% bertekstur keras. Kualitas tahu tentang aroma, tahu Joint Facility masing-masing 40% agak suka dan tidak suka, sedangkan tahu tradisional masing-masing 30% agak suka dan suka. Ekoefisiensi yang diterapkan di Joint Facility mempengaruhi biaya satuan dan kualitas tahu.