PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI BERAT HASIL FERMENTASI ISI RUMEN KAMBING TERHADAP WAKTU PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK PASAR MANGIRAN KECAMATAN SRANDAKAN
PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI BERAT HASIL FERMENTASI ISI RUMEN KAMBING TERHADAP WAKTU PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK PASAR MANGIRAN KECAMATAN SRANDAKAN
2010-07-03
en
Thesis
other
Latar Belakang : Sampah organik pasar merupakan masalah yang perlu ditanggulangi mengingat dampak terhadap lingkungan yang sangat besar yaitu timbul bau tidak sedap yang berasal dari tumpukan sampah organik pasar, perkembangbiakan serangga dan binatang vektor seperti lalat, tikus dan kecoa tidak bisa dihindarkan lagi, menjadi sumber pengotoran tanah, menjadi sumber pengotoran air permukaan tanah/air dalam tanah maupun udara serta dapat menjadi sumber dan tempat hidup dari kuman-kuman yang membahayakan kesehatan. Masalah tersebut dapat ditanggulangi dengan jalan pengomposan. Kompos yang baik mempunyai kualitas baik dan waktu yang singkat. Oleh karena itu diperlukan bahan organik guna mempercepat waktu pengomposan. Salah satunya adalah dengan menggunakan aktivator yang berupa hasil fermentasi isi rumen kambing.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui bahwa ada pengaruh penambahan berbagai berat hasil fermentasi isi rumen kambing terhadap waktu pengomposan sampah organik pasar.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Eksperimen dengan desain penelitian Post Test Only With Control Group Design. Pengomposan dengan penambahan berbagai berat hasil fermentasi isi rumen kambing yaitu 100 gr, 150 gr, 200 gr sebagai kelompok perlakuan dan tanpa penambahan hasil fermentasi isi rumen kambing sebagai kelompok kontrol. Lokasi pengambilan bahan yang berupa sampah organik adalah pasar Mangiran sedangkan pengambilan isi rumen kambing di desa Kedungbule. Penelitian ini dilakukan di desa Kalisat karena lokasi ini dekat dengan pasar Mangiran sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian. Obyek penelitian adalah sampah organik padat baik yang berupa daun-daunan maupun sisa sayuran yang dibuang dalam bak penampungan sampah di pasar Mangiran. Pada awal eksperimen, dilakukan pembuatan aktivator dengan cara fermentasi isi rumen kambing. Setelah itu dilakukan pembuatan kompos dengan penambahan berbagai berat hasil fermentasi isi rumen kambing 100 gr, 150 gr dan 200 gr sebagai kelompok perlakuan dan tanpa penambahan berbagai berat hasil fermentasi isi rumen kambing sebagai kelompok kontrol. Selanjutnya dilakukan perhitungan waktu terjadinya kompos dengan cara melihat ciri-ciri kompos matang terhadap kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan.
Hasil : Rata-rata waktu pengomposan pada kelompok kontrol adalah 38 hari. Rata-rata waktu pengomposan pada kelompok perlakuan penambahan hasil fermentasi isi rumen kambing 100 gr adalah 28 hari. Rata-rata waktu pengomposan pada kelompok perlakuan penambahan hasil fermentasi isi rumen kambing 150 gr adalah 26 hari. Rata-rata waktu pengomposan pada kelompok perlakuan penambahan hasil fermentasi isi rumen kambing 200 gr adalah 22 hari. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dikelompokkan dalam tabel kemudian dianalisa secara deskriptif dengan menganalisis angka-angka yang disajikan dalam tabel (Lampiran 2) dan secara analitik dengan menggunakan uji Anova satu jalan (One Way Anova), taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan 95% yang terlihat di print out pada Lampiran 3. Berdasarkan analisis tersebut didapatkan bahwa ada pengaruh antara penambahan berbagai berat hasil fermentasi isi rumen kambing terhadap waktu pengomposan.
Kesimpulan : Pemberian aktivator yang berupa hasil fermentasi isi rumen kambing dengan berbagai berat akan mempercepat waktu pengomposan sampah organik.
Saran : Dihimbau kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan limbah padat isi rumen kambing sebagai aktivator pengomposan sampah organik.
Kata kunci : Penambahan, isi rumen, fermentasi dan pengomposan.