HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF GANGGUAN PENDENGARAN PADA PENGGUNA STUDIO MUSIK DI WILAYAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2010
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF GANGGUAN PENDENGARAN PADA PENGGUNA STUDIO MUSIK DI WILAYAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2010
2010
en
Thesis
text
Latar Belakang : Kebisingan adalah sensasi pendengaran yang melewati telinga diakibatkan oleh penyimpangan tekanan udara. Penyimpangan biasa disebabkan oleh benda yang bergetar seperti senar gitar, benda yang dipukul dan lain-lain. Tingkat kebisingan yang tinggi dalam studio musik dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kelelahan, gangguan komunikasi, peningkatan tekanan darah, gangguan pendengaran. Dengan demikian yang tercantum dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep/51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja, menetapkan NAB kebisingan sebesar 85 dB.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dengan keluhan subyektif gangguan pendengaran pada pengguna studio musik.
Metode : Survei dengan pendekatan Cross sectional untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dengan keluhan subyektif pemakai studio musik. Pendekatan Cross sectional yaitu mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan melakukan pengukuran sesaat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dan analitik menggunakan uji chi square dengan derajat kepercayaan 95%.
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara intensitas kebisingan dengan keluhan subyektif gangguan pendengaran pada pengguna studio musik di wilayah Kabupaten Gunungkidul dengan nilai p = 0,000 (0,000<0,05)..
Saran : Sebaiknya bagi pemain musik lebih memperhatikan anjuran untuk menggunakan alat pelindung telinga (APT) berupa ear plug demi kesehatan dan keselamatan kerja serta mengurangi resiko terhadap gangguan pendengaran.
Kepustakaan : 21 (1989-2010)
Kata Kunci : Intensitas Kebisingan, Keluhan, Gangguan Pendengaran, Studio musik.