HUBUNGAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN
SETELAH BUANG AIR BESAR DENGAN KASUS DIARE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTAGEDE II
YOGYAKARTA
HUBUNGAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN DENGAN SABUN
SETELAH BUANG AIR BESAR DENGAN KASUS DIARE
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTAGEDE II
YOGYAKARTA
2010
en
Thesis
text
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal atau berak lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dengan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair. Dari survei pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Februari tahun 2010 diketahui bahwa di Kota Yogyakarta merupakan salah satu wilayah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki kasus diare yang tinggi. Dari 18 puskesmas di wilayah Kota Yogyakarta, Puskesmas Kotagede II merupakan puskesmas yang memiliki kasus diare terbesar yaitu sebesar 6,32% (Dinkes Yogyakarta,2009). Kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Kotagede II pada tahun 2009 sebanyak 636 kasus dan kasus diare pada bulan Januari-Maret 2010 di Kelurahan Rejowinangun sebanyak 43 kasus.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kasus diare pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kotagede II Yogyakarta yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir maupun air tidak mengalir serta mencuci tangan tanpa sabun setelah buang air besar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasi dengan metode penelitian Case control. Lokasi penelitian berada di wilayah kerja Puskesmas Kotagede II Yogyakarta dengan populasi penelitian adalah semua orang yang datang ke puskesmas untuk memeriksakan keluhan diarenya di wilayah kerja Puskesmas Kotagede II berdasarkan data yang diambil dari bulan Januari-Maret 2010. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan signifikasi 0,05.
Berdasarkan hasil survei menunjukkan responden yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar untuk responden penderita diare sebagian besar mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun ( 70,967%) sedangkan untuk responden penderita bukan diare sebagian besar mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun ( 93,548%).
Setelah dilakukan analisis maka didapatkan (p =0,019) < (α = 0,05) sehingga ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dengan kasus diare yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kotagede II Yogyakarta artinya mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dapat mencegah diare sehingga disarankan untuk meningkatkan penyuluhan tentang PHBS khususnya cuci tangan pakai sabun dan faktor lain penyebab diare kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kotagede II Yogyakarta.
Kata kunci : mencuci tangan, buang air besar, diare