PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN PROSEDUR MUTU PENGELOLAAN LINEN TERHADAP SKORE PENILAIAN PENGELOLAAN LINEN DI RUANG INSTALASI LAUNDRY RS.GRHASIA PAKEM SLEMAN

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN PROSEDUR MUTU PENGELOLAAN LINEN TERHADAP SKORE PENILAIAN PENGELOLAAN LINEN DI RUANG INSTALASI LAUNDRY RS.GRHASIA PAKEM SLEMAN
2010-08-12
en
Thesis
text
Pembangunan kesehatan, menurut Undang-Undang RI No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan yang optimal tersebut diwujudkan dengan penyelenggaraan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan termasuk didalamnya kesehatan kerja. Rumah sakit sebagai penyelenggara upaya kesehatan juga menimbulkan pencemaran baik dalam bentuk fisik, kimia, maupun bakteriologis. Salah satunya yaitu linen kotor, berdasarkan survey pendahuluan pada tanggal 21 Februari 2010 di RS Grhasia setiap harinya dihasilkan 60-100 kg linen kotor. Dan belum ada kasus infeksi nosokomial akibat dari pengelolaan linen di ruang Instalasi laundry. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberian penyuluhan prosedur mutu pengelolaan linen. Jenis Penelitian ini adalah Experiment dengan one group pre test and post test design. Jumlah sampel adalah 7 petugas pengelola linen di Instalasi laundry Rumah Sakit Grhasia. Responden dalam penelitian ini adalah petugas pengelola linen dan obyek penelitian adalah Instalasi laundry Rumah Sakit Grhasia. Adapun variabel terikat adalah nilai atau skor pengelolaan linen di Instalasi Laundry Rumah Sakit Grhasia. Data hasil penilaian pengelolaan linen sebelum dan sesudah pemberian prosedur mutu layanan laundry dianalisa secara deskriptif dan analitik. Secara deskriptif skore penilaian sebelum pemberian penyuluhan prosedur mutu sebesar 246 (64,73%) dan skore penilaian sesudah pemberian penyuluhan prosedur mutu sebesar 314 (82,63%). Secara analitik dengan uji T-Test Terikat didapatkan p-value untuk masing-masing parameter diketahui bahwa P = 0,013 < 0,05 sehingga Ho ditolak atau rata-rata tingkat pengetahuan pengelola linen sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan prosedur mutu berbeda secara statistik. Disarankan kepada petugas pengelola linen pada waktu proses pengumpulan dan pencucian linen kotor sebaiknya untuk linen infeksius dan linen non infeksius dipisahkan serta mendesinfeksi kereta pengangkut linen kotor sebelum dan sesudah mengangkut linen. Kata Kunci : Laundry, Petugas Pengelola Linen, Pengelolaan Linen, Penyuluhan Prosedur Mutu Pengelolaan Linen