Identifikasi Risiko dan Kondisi Laundry X di Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta Tahun 2011

Identifikasi Risiko dan Kondisi Laundry X di Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta Tahun 2011
2011
en
Thesis
text
Laundry adalah industri rumah tangga yang banyak berkembang di masyarakat saat ini. Pada industri rumah tangga laundry ada banyak faktor risiko yang dapat terjadi. Faktor risiko tersebut adalah faktor risiko terhadap lingkungan dan faktor risiko terhadap tenaga kerja. Faktor risiko bagi lingkungan dan tenaga kerja ini disebabkan oleh limbah cair (phosfat), limbah padat, angka kuman udara, kesehatan dan keselamatan kerja, kenyamanan (suhu, kelembaban, pencahayaan, bau,desain ruang), ergonomi dan penggunaan alat pelindung diri. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya risiko yang ditimbulkan pada lingkungan dan tenaga kerja oleh Laundry X Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta Metode yang digunakan adalah deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai kondisi dan risiko yang ditimbulkan pada lingkungan dan tenaga kerja. Penelitian ini dilaksanakan bulan April – Juni 2011 di Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah dari pengukuran pencahayaan didapatkan hasil pengukuran rata-rata untuk ruang I adalah 40,06 lux, ruang II 34,62 lux dan ruang III 758,66 lux. Pengukuran suhu dan kelembaban adalah 28°C dan 73,75% pada ruangan I, 32,2°C dan 62,3% ruangan II dan 33,9°C dan 61,6% pada ruangan III. Pemeriksaan laboratorium kandungan phosfat adalah 0,571 mg/L pada inlet dan 2,772 pada outlet. Sedangkan untuk pemeriksaan angka kuman udara didapatkan hasil perhitungan 3.048 koloni/m3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara deskriptif risiko yang ditimbulkan oleh kegiatan di Laundry X Kwarasan Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta adalah kondisi tubuh yang panas, gangguan pernafasan, kurang maksimalnya fungsi penglihatan, kekebalan terhadap suatu bau, tidak layaknya air golongan C untuk kegiatan pertanian, banyaknya bakteri dalam udara ruangan, timbulnya kelelahan, penyakit akibat kerja da kecelakaan kerja. Hal ini terjadi disebabkan oleh suhu, kelembaban, rata-rata pencahayaan ruangan laundry, dan kandungan phosfat untuk golongan air kelas 3/ C tidak memenuhi standar serta angka kuman udara dan waktu kerja yang melebihi standar, tidak menggunakan APD dalam proses kerja dan tidak melakukan kegiatan cuci tangan setelah proses kerja usaha laundry. Kata Kunci : Faktor Risiko, Laundry, Lingkungan, dan Tenaga Kerja