HUBUNGAN PARITAS DAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SLEMAN TAHUN 2019
HUBUNGAN PARITAS DAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SLEMAN TAHUN 2019
2020-06-11
en
Thesis
text
Latar Belakang : Kematian bayi yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh berbagai macam hal. Asfiksia (37%), prematuritas dan BBLR (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus neonatorum (6%), postmatur (3%), dan kelainan konginetal (1%) per 1000 kelahiran hidup. Terdapat beberapa faktor yang masih dipertanyakan sebagai penyebab asfiksia diantaranya paritas dan umur kehamilan. Kematian bayi di DIY karena asfiksia sebanyak 16,9%. Sleman termasuk kabupaten yang memiliki angka kematian bayi dengan penyebab asfiksia tertinggi yaitu 14 kasus.
Tujuan Penelitian : Diketahui hubungan antara paritas dan umur kehamilan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain case control dengan consecutive sampling. Subjek penelitian adalah bayi baru lahir di RSUD Sleman tahun 2019 berjumlah 104 sampel yang terdiri dari 52 sampel untuk kelompok kasus dan 52 sampel untuk kelompok kontrol. Data diambil dari rekam medik pasien.
Hasil Penelitian: Hasil uji univariat menunjukkan bahwa pada kelompok kasus sebesar 59.6 % dan pada kelompok kontrol sebesar 13.5 % yang memiliki paritas berisiko (1 atau >4). Pada kelompok kasus sebesar 15.4% dan kelompok kontrol sebanyak 1.9% yang memiliki umur kehamilan berisiko (<37 atau >42 minggu). Hasil uji Chi-Square antara dua variabel menunjukkan secara statistik adanya hubungan yang signifikan antara paritas dengan asfiksia neonatorum (P-value = 0,000). Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara umur kehamilan dengan asfiksia neonatorum (P-value = 0,031).
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dan umur kehamilan dengan asfiksia neonatorum.
Kata Kunci : Asfiksia neonatorum, paritas, umur kehamilan.