HUBUNGAN KADAR DEBU LINGKUNGAN KERJA, MASA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN GEJALA SUBYEKTIF PNEUMOKONIOSIS PADA PEKERJA INDUSTRI BATU BATA DI DESA SITIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL
HUBUNGAN KADAR DEBU LINGKUNGAN KERJA, MASA KERJA DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN GEJALA SUBYEKTIF PNEUMOKONIOSIS PADA PEKERJA INDUSTRI BATU BATA DI DESA SITIMULYO, PIYUNGAN, BANTUL
2013-07-22
en
Thesis
text
Perkembangan nasional menjadikan industri semakin pesat sehingga
berdampak tidak hanya positif tetapi juga negatif terutama karena menimbulkan
pencemaran udara. Pencemaran udara itu berupa partikel berasal dari proses
produksi masuk kedalam saluran pernapasan yang dapat menimbulkan penyakit
akibat kerja bagi pekerja yaitu pneumokoniosis.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kadar debu
lingkungan kerja, masa kerja dan penggunaan alat pelindung diri dengan gejala
subyektif pneumokoniosis.
Jenis penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 42 orang dari 10 industri pembuatan
batu bata yang berada di desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Variabel terikat
gejala subyektif pneumokoniosis. Kadar debu lingkungan kerja, masa kerja dan
penggunaan alat pelindung diri sebagai variabel bebas. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan uji
Korelasi Spearmen taraf signifikan α = 0,05 dengan menggunakan program
SPSS 16.0 for windows.
Hasil penelitian ini yaitu tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara
kadar debu lingkungan kerja dengan gejala subyektif pneumokoniosis, ada
hubungan bermakna secara statistik antara masa kerja dengan gejala subyektif
pneumokoniosis dan ada hubungan bermakna secara statistik antara
penggunaan alat pelindung diri dengan gejala subyektif pneumokoniosis.
Kata kunci: kadar debu lingkungan kerja, masa kerja, alat pelindung diri, gejala
subyektif, pneumokoniosis