ANALISIS FAKTOR TERJADINYA PNEUMOKONIOSIS
PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM
DI KOPERASI BATUR JAYA BATUR CEPER KLATEN
ANALISIS FAKTOR TERJADINYA PNEUMOKONIOSIS
PADA TENAGA KERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM
DI KOPERASI BATUR JAYA BATUR CEPER KLATEN
2012
en
Thesis
text
Latar Belakang : Kadar debu lingkungan kerja yang melebihi Nilai Ambang
Batas (NAB) di Industri pengecoran logam berpotensi menimbulkan gangguan
saluran pernafasan bagi tenaga kerja, diantaranya penimbunan debu dalam
paru yang menyebabkan terjadinya pneumokoniosis.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya pneumokoniosis pada tenaga kerja industri
pengecoran logam di Koperasi Batur Jaya Batur Ceper Klaten.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian survey dengan cross
sectional design. Lokasi penelitian di Koperasi Industri Pengecoran Logam Batur
Jaya. Subyek penelitian adalah seluruh tenaga kerja pada unit Finishing,
Pembakaran, dan penggerindaan di industri tersebut. Variabel bebasnya kadar
debu lingkungan kerja, umur, masa kerja, frekuensi penggunaan masker dan
frekuensi kebiasaan merokok. Variabel terikatnya kejadian pneumokoniosis.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analitik. Analisis deskriptif
dengan penyajian dalam tabel dan pembacaan deskriptif. Analisis secara analitik
menggunakan uji Korelasi product moment Pearson.
Hasil Penelitian : Adanya hubungan antara kadar debu lingkungan kerja dengan
kejadian pneumokoniosis, dibuktikan dengan diperoleh nilai p=0,03 atau p<0,05.
Adanya hubungan antara masa kerja dengan kejadian pneumokoniosis,
dibuktikan dengan diperoleh nilai p=0,001 atau p<0,05. Tidak ada hubungan
antara umur dengan kejadian pneumokoniosis, dikarenakan nilai p=0,436 atau
p>0,05. Adanya hubungan antara frekuensi penggunaan masker dengan
kejadian pneumokoniosis, dibuktikan dengan diperoleh nilai p=0,00 atau p<0,05.
Adanya hubungan antara frekuensi kebiasaan merokok dengan kejadian
pneumokoniosis, dibuktikan dengan diperoleh nilai p=0,04 atau p<0,05.
Kesimpulan : Ada hubungan antara kadar debu lingkungan kerja, masa kerja,
frekuensi penggunaan masker, dan frekuensi kebiasaan merokok dengan
kejadian pneumokoniosis pada tenaga kerja Industri Pengecoran Logam di
Koperasi Batur Jaya. Tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian
pneumokoniosis pada tenaga kerja Industri Pengecoran Logam di Koperasi Batur
Jaya.
Kata Kunci : Industri pengecoran logam, pneumokoniosis