ANALISIS FAKTOR RISIKO GEJALA SUBYEKTIF BYSSINOSIS
DENGAN TENAGA KERJA BAGIAN SPINNING DAN WEAVING
DI INDUSTRI TEKSTIL PT. PRIMISSIMA MEDARI
SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN 2013
ANALISIS FAKTOR RISIKO GEJALA SUBYEKTIF BYSSINOSIS
DENGAN TENAGA KERJA BAGIAN SPINNING DAN WEAVING
DI INDUSTRI TEKSTIL PT. PRIMISSIMA MEDARI
SLEMAN YOGYAKARTA
TAHUN 2013
2013
en
Thesis
text
Debu kapas adalah debu yang dihasilkan selama proses produksi kain
yang menggunakan bahan baku kapas yang berasal dari sisa hasil industri tekstil
seperti P.T. Primissima, Medari, Sleman, Yogyakarta. Debu kapas dapat
menyebabkan penyakit akibat kerja yaitu byssinosis. Penyakit byssinosis ini
berkaitan erat dengan pekerjaan pada bagian carding dan blowing yang
termasuk ke dalam bagian spinning. Selain itu debu kapas juga dihasilkan oleh
bagian weaving. Berdasarkan hasil pengukuran kadar debu kapas, diketahui
bahwa kadar debu kapas pada dua bagian ini sudah melebihi nilai ambang
batas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko penyebab
gejala subyektif byssinosis pada tenaga kerja bagian spinning dan weaving di
PT. Primissima, Medari, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 154 tenaga kerja, dan sampel
penelitiannya berjumlah 46 tenaga kerja yang diambil menggunakan purposive
sampling. Data penelitian diperoleh melalui pengukuran dan menggunakan
kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisa secara deskriptif dan
inferensial dengan uji statistic Chi Square menggunakan program SPSS 16.00
for windows.
Hasil penelitian ini diperoleh kadar debu kapas rata-rata 0,23 mg/m3 pada
unit spinning, dan 0,17 mg/m3 pada unit weaving, dengan kadar debu kapas
minimal 0,13 mg/m3 dan kadar debu kapas maksimal 0,28 mg/m3. Hasil
kuesioner menunjukkan bahwa 33% tenaga kerja bagian spinning 1 dan weaving
1 mengalami gejala subyektif byssinosis dengan berbagai tingkatan. Hasil uji
statistik menunjukkan ada hubungan antara paparan debu kapas, masa kerja,
umur, dan kebiasaan merokok dengan gejala subyektif byssinosis pada tenaga
kerja bagian spinning 1 dan weaving 1 PT. Primissima, Medari, Sleman,
Yogyakarta. Saran bagi industri ini adalah dilakukannya pengontrolan kadar debu
kapas secara rutin, pembersihan debu kapas menggunakan sistem basah dan
juga perbaikan pada kanal dan local exhauster.
Kepustakaan : 1983-2013 (20 buah)
Kata Kunci : Kadar debu kapas, masa kerja, umur, kebiasaan merokok, gejala
subyektif byssinosis