FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN FISIK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT SKABIES DI PONDOK
PESANTREN “X” KABUPATEN PURWOREJO
FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN FISIK YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT SKABIES DI PONDOK
PESANTREN “X” KABUPATEN PURWOREJO
2014
en
Thesis
text
Penyakit menular berbasis lingkungan dan perilaku seperti penyakit kulit
masih merupakan masalah kesehatan yang dapat ditemukan di Pondok
Pesantren salah satunya penyakit skabies. Penyakit kulit skabies menular
dengan cepat pada satu komunitas yang tinggal bersama. Gejalanya rasa gatal
pada bagian kulit, dari 230 santri, 178 diantaranya mengalami gatal – gatal pada
pergelangan tangan, punggung, lipatan ketiak dan disekitar alat kelamin.
Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 8 Februauri
2014 pukul 13.40 WIB. Hasil pengukuran tersebut diantaranya suhu 300
C,
kelembaban 78,6%, dan pencahayaan kamar tidur 38,5 lux, laju ventilasi 0,36
m/detik. luas kamar ukuran 7 x 8 m2 dihuni 14 atau 12 orang.
Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara lingkungan fisik
dengan kejadian penyakit kulit skabies di Pondok Pesantren “X” Kabupaten
Purworejo. Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan
cross sectional. teknik pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling dengan jumlah sampel 69 orang.
Hasil analisis statistik chi square menunjukkan nilai P value (suhu,
kelembaban, kepadatan penghuni, keepatan angin) adalah 0,034, 0,041, 0,041,
0,012, dan 0,049 berdasarkan hasil tersebut menunujukkan P<0.05 menunjukkan
adanya hubungan antara suhu, kelembaban, kepadatan penghuni terhadap
kejadian penyakit kulit skabies dan ada hubungan antara kecepatan angin kamar
tidur santri terhadap suhu dan kelembaban kamar tidur sedangkan pencahayaan
tidak ada hubungan terhadap penyakit kulit skabies dengan nilai P value
0,567>0,05.
Kata kunci : suhu, kelembaban, pencahayaan, kepadatan penghuni,
penyakit skabies.