POTENSI ANTISEPTIK BEBERAPA JENIS SABUN PADA PENJAMAH
MAKANAN JAJANAN KANTIN
(STUDI KASUS KANTIN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA)
POTENSI ANTISEPTIK BEBERAPA JENIS SABUN PADA PENJAMAH
MAKANAN JAJANAN KANTIN
(STUDI KASUS KANTIN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA)
2014
en
Thesis
text
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 mengatur bahwa penjamah makanan harus menjaga
kebersihan tangan dengan mencuci tangan setiap kali akan menangani
makanan dengan sabun cuci tangan yang berstandar. Penjamah makanan
jajanan kantin menggunakan sabun berbahan aktif surfaktan anionik 18,3 % dan
Triclocarban yang digunakan untuk mencuci tangan. Penjamah makanan
jajanan kantin tidak menggunakan sabun standar cuci tangan yang memiliki
antiseptik sehingga kuman tangan belum tentu dapat berkurang. Hal ini
menyebabkan kuman dapat mengkontaminasi makanan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan potensi antiseptik beberapa jenis sabun pada
penjamah makanan jajanan kantin.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen dengan
Post test Only Control Group Design. Responden berjumlah 8 orang yang
berasal dari pegawai di seluruh kantin Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Semua
responden menggunakan sabun L, sabun S dan sabun D. Perhitungan kuman
tangan dilakukan dengan metode angka lempeng total kemudian dilakukan
penghitungan potensi antiseptik.
Hasil uji Anova satu jalan didapatkan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar
0,063 dimana < 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan potensi antiseptik sabun
L, S dan D pada penjamah makanan jajanan kantin. Rata-rata potensi antiseptik
sabun D sebesar 48,81 %. Sedangkan untuk sabun L dengan rata-rata potensi
antiseptik sebesar 41,56 % dan sabun S sebesar 26,30 %. Sabun D berpotensi
antiseptik lebih tinggi dibandingkan sabun L dan sabun S.
vi
Kata kunci : Penjamah makanan jajanan, sabun, potensi antiseptik