PEMANFAATAN SAMPAH JEROAN BELUT DAN SAYURAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR

PEMANFAATAN SAMPAH JEROAN BELUT DAN SAYURAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR
2016-07-27
en
Thesis
text
Dalam memenuhi kebutuhan manusia harus melakukan kegiatan yang mendukung tercapainya kebutuhan tersebut. Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan pasti menghasilkan sampah Sampah merupakan bahan padat dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah peginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainya. Bahkan, sampah berasal dari puing bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil samping dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 November 2015 dan 20 Mei 2016 di Industri Keripik Belut milik Bapak Ranto di Dusun Kebonagung, Ceporan, Gantiwarno, Klaten, diperoleh informasi bahwa setiap hari dihasilkan sampah 20 kg jeroan belut lalu di Pasar Sayur Cepogo, Boyolali, bahwa dihasilkan sampah sayuran 2 m3 per hari. Berdasarkan informasi tersebut maka perlu adanya penanganan yaitu dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pupuk organik cair (Nitrogen, Fosfor, Kalium) dari sampah jeroan belut dan sisa sayuran. Jenis penelitian ini adalah Quasi experiment, dengan menggunakan “Post only with control group design” dengan analisis deskriptif dan analitik menggunakan Kolmogorov Smirnov dilanjutkan dengan Uji T-test bebas. Hasil dan Kesimpulan Penelitian ini adalah kandungan Fosfor pupuk organik cair dengan P value 0,034 < 0,05, pada kandungan Nitrogen pupuk organik cair hasil P value 0,258 > 0,05 dan kandungan Kalium pada pupuk organik cair dengan hasil P value 0,092 > 0,05, jadi untuk hasil analisa kandungan Nitrogen dan Kalium tidak terdapat perbedaan dan pada kandungan Fosfor terdapat perbedaan. Kata Kunci : Sampah Jeroan Belut, Sayuran, Pupuk Organik Cair